Riska Iwantoni | DETaK
Sabang – Aliansi mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonsia (BEM SI) wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mendeklarasikan pernyataan sikap terhadap pemerintahan indonesia di Kilometer Nol Indonesia, Sabang, Minggu, 3 Mei 2015.
Deklarasi yang diikuti oleh belasan universitas ini adalah upaya untuk mengawal kepemimpinan indonesia. Mahasiswa menilai meskipun indonesia telah berumur yang tak muda ini, masih banyak hal yang harus dibenahi dari berbagai aspek.
“Untuk itu, kami dari titik nol indonesia atas nama mahasiswa indonesia menyatakan sikap kepada pemerintahan indonesia,” ujar Muhammad Hamzah, ketua BEM Unsyiah membacakan tuntutan di tugu kilometer nol Sabang, Aceh.
Sedikitnya ada tiga poin yang dibacakan pada deklarasi tersebut, yaitu menuntut stabilitas perekonomian nasional indonesia, nasionalisasi aset sumber daya alam indonesia, dan mengeluarkan kebijakan konkrit dan nyata di bidang maritim.
“Perjuangan kami bukan perjuangan setengah jalan, perjuangan kami harus menembus zaman.” Tegas Hamzah, didampingi para ketua BEM lainnya.
Sementara itu, peserta dari luar Aceh yang ikut menyatakan sikap di pulau paling barat indonesia ini mengaku memiliki alasan tersendiri.
“BEM SI sendiri terdiri dari berbagai pulau yang anggotanya dari seluruh wilayah indonesia. Mengapa kita mengambil titik poin nol kilometer indonesia, ini menandakan bahwa pergerakan mahasiswa seluruh indonesia berawal dari sabang sampai menjalar pulai papua,” jelas Riko Pambudi, ketua BEM Universitas Lampung yang juga koordinator pusat BEM SI Sumatera.
Selain itu ketua BEM Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat mengatakan selaku mahasiswa memiliki tanggungjawab untuk kontrol sosial dan mengawal kebijakan pemerintahan.
“Salah satu tanggung jawab kita selaku mahasiswa adalah kontrol sosial, untuk itu kita awali dari pulau Sabang yang sifatnya kontinyunitas. Permasahan bangsa ini tidak akan terlepas dari peran pemuda, maka kitalah nanti bergerak untuk mengawal kepemimpinan nasional.” Ujar Riedo Deskumar.[]
Editor: Masridho Rambey