Indah Latifa [AM] | DETaK
Darussalam– Ruang koleksi buku klasik perpustakaan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tidak dapat dimasuki publik. Ruangan yang terdapat di antara ruang Journal dan Korea Corner ini telah lama ditutup agar tidak dimasuki oleh pengunjung perpustakaan. Ada pembatas berupa kayu yang menutup akses ruang tersebut dari pengunjung.
Yusriati, salah satu staf perpustakaan di bagian Journal mengatakan bahwa ruangan tersebut telah ditutup beberapa tahun lalu dan berisi buku-buku lama yang telah dicabut dari rak karena tidak dipakai lagi.
“Buku-buku itu dicabut dari rak dan diasingkan karena bukunya sudah lama. Bukunya gak bisa dipinjam lagi karena tidak terdata lagi di sistem,” terangnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Unsyiah, Rudy Kurniawan, saat ditemui di ruangannya mengatakan buku-buku tersebut merupakan manuskrip lama yang memang sengaja ditempatkan di tempat khusus dan ditutup aksesnya untuk publik. Penutupan akses tersebut bertujuan untuk menjaga buku tersebut karena rentan rusak apabila sering digunakan. Hal tersebut juga ditujukan dalam konteks menjaga barang-barang lama supaya generasi selanjutnya juga mendapat hak terhadap buku-buku tersebut.
“Jadi itu naskah lama. Tidak semua orang perlu, mungkin hanya beberapa saja. Dan memang tidak bisa diberi akses untuk sembarangan orang. Kalau sering dibuka dia berdebu dan juga rentan rusak. Kita tidak bisa menutup mata bahwa itu barang lama, harus kita jaga supaya generasi selanjutnya itu juga dapat haknya. Caranya gimana, dengan kita batasi penggunaannya. Apabila tidak begitu perlu, tidak kami beri izin akses buku-buku tersebut,” ungkapnya.
Rudy juga menambahkan bahwa ada cara lain untuk mengakses koleksi lama tersebut. Setiap yang berkeperluan seperti mahasiswa yang memerlukan referensi untuk skripsinya bisa mendatangi pihak UPT untuk meminta izin dengan syarat-syarat tertentu. Petugas akan mendampingi untuk melihat buku-buku apa saja yang bisa dipinjam.
Selain itu, Rudy juga mengatakan bahwa buku-buku manuskrip lama tersebut sedang dalam proses alih media dan ada rencana akan dibuat museum. Nantinya koleksi lama tersebut akan dialihkan dalam bentuk digital supaya siapapun bisa melihatnya.
“Buku-buku itu sedang dalam tahap alih media. Alih media itu perlu beberapa waktu, perlu alat, gak bisa pakek scaner biasa. Ada scaner khusus dan treatment khusus. Nah sampai sekarang ini kita masih dalam proses ke situ, supaya itu gak rusak, kita tahan dulu. Koleksi klasik itu kan daerah terbatas. Kalau kita punya dana kita buat museum, kita masukkan ke museum,” jelasnya.
Terkait lama waktu penutupan akses ruang koleksi klasik ini Rudy berpendapat bahwa ia masih belum tahu sampai kapan ruang itu akan dibatasi, tetapi sampai saat ini metode tersebut menurutnya yang paling efektif. []
Editor: Herry Anugerah