Nurul Hasanah | DETaK
Banda Aceh- Aceh Youth Environment Forum (AYEF) adakan AYEF Go To Campus and AYEF Go To Gampong. Acara yang mengangkat tema “Peduli Bumi, Bangun Ngeri” ini dihadiri oleh 30 orang mahasiswa dari Unsyiah dan UIN Ar-Raniry. Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu, 21 September 2019, di Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh.
Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada pemuda yang ada di Aceh tentang manfaat dari energi terbarukan sebagai energi yang lebih ramah lingkungan. Sehingga, nantinya pemuda Aceh tidak salah paham, jika ada industri yang bergerak untuk mendirikan energi terbarukan.
“Nanti, ketika terbangunnya tempat industri terbarukan, mahasiswa-mahasiswa yang ada di kampus udah mengerti apa manfaat dan efek dari energi terbarukan sehingga tidak ada lagi timbul iri hati ataupun demo-demo di daerah Banda Aceh ini, ketika edukasi sudah didapatkan, mahasiswa pun paham apa maksud, tujuan, dan manfaat dari energi terbarukan tersebut,” ucap M. Zikrullah selaku koordinator AYEF.
Energi terbarukan dipilih sebagai topik diskusi, karena energi terbarukan masih belum banyak dibicarakan sebagai isu lingkungan. Padahal, energi terbarukan sendiri merupakan salah satu cara untuk mendapatkan energi dengan cara yang ramah. Energi terbarukan tidak akan memberikan dampak yang besar seperti energi yang didapatkan dari energi fosil.
“Energi terbarukan saat ini baru 10% dipakai. Energi terbarukan yang saat ini ada di Indonesia adalah geothermal. Geothermal memanfaatkan panas bumi yang berasal dari gunung berapi untuk menghasilkan energi,” tutur Nanda Mustika selaku staff dari WWF.
Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang diprogramkan oleh AYEF. AYEF sendiri merupakan sebuah lembaga baru yang terbentuk sejak tahun 2017. Lembaga ini dibentuk dari himpunan pemuda yang berasal dari 30 organisasi yang berbeda, untuk bergerak mengedukasi pemuda tentang menjaga lingkungan.
“Kalau tidak salah, ada 30 pemuda dari 30 organisasi yang ada di Aceh, jadi dihimpun terlebih dahulu, habistu diberi pembekalan oleh WWF,” lanjutnya.[]
Editor: Cut Siti Raihan