Sri Elmanita S.| DETaK
Aceh Besar- Kemah Jurnalistik 2019 kembali diadakan di alam terbuka dengan tema “Meningkatkan Kepedulian Mahasiswa Terhadap Lingkungan” yang dilaksanakan di Air Terjun Suhom, Desa Tunong Krueng Kala, Lhoong, Aceh Besar. Pada tanggal 28-29 Desember 2019.
Kegiatan ini lahir karena terjadi kebosanan belajar di dalam ruangan. Kemudian muncullah ide untuk melakukan pembelajaran di alam bebas dengan fokus terhadap lingkungan dan pariwisata.
Kegiatan ini diadakan oleh Forum Jurnalis Lingkungan (FJL), Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Aceh dan United States Agency For International Development (USAID). Dan didukung oleh Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Banda Aceh, Pewarta Foto Indonesia Banda Aceh, Pewarta Foto Indonesia Aceh dan IPOKAL. Bukan hanya panitia dan peserta, Pelaksana Tugas (Plt) Camat, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Fokopimda) Aceh besar, (Kepolisian Resor) Kapolres Aceh Besar, Kepolisian Sektor (Kapolsek) Lhoong, Tuhapeut hingga Ketua pemuda kampung ikut serta dalam menyukseskan kegiatan ini.
“Acara ini diadakan untuk memberikan edukasi soal lingkungan di dunia jurnalistik. Ada tiga kelas yang akan diajarkan yaitu kelas tulisan baik media online ataupun media cetak, fotografi jurnalistik, dan jurnalis vidio,” tutur Mustajab selaku perwakilan panitia dari Kemah Jurnalistik.
32 peserta dan mahasiswa dari 4 daerah di Aceh turut serta dalam serangkaian kegiatan kemah jurnalistik ini, yaitu dari Banda Aceh, Aceh Selatan, Aceh Tenggara dan Gayo Lues.
Alasan utama mereka membentuk kegiatan ini adalah agar mahasiswa dan pers kampus lebih peka dan peduli terhadap isu lingkungan yang hingga hari ini belum dipandang sebagai isu yang menarik untuk diberitakan.
“Kalian semua punya tanggung jawab membuat sudut pandang kepada masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Khususnya di Air Terjun ini,” jelas Munir Noer sebagai ketua IJTI.
Air Terjun Suhom dipilih menjadi tempat terselenggaranya Kemah Jurnalistik kali ini. Sudut pandang peserta yang berasal dari pers kampus diasah untuk memberitakan berbagai potensi yang ada di Air Terjun Suhom.
“Sejak tahun 70an sudah ada jalan akses kemari sehingga ramai pengunjung provinsi, daerah dan kecamatan. Selain air terjun ini, ada beberapa tempat lagi di Lhoong yang menjadi objek pariwisata lain seperti Pasi Jantang, Rest Area di Grute, dan Gua Ek Luntie yang baru-baru ini telah dikembangkan dan difasilitasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk penelitian tentang tsunami yg terjadi di Aceh. Selain menjadi objek wisata, air terjun juga sebagai sumber tenaga listrik dan sumber tenaga air bagi masyarakat. Hal ini telah dilakukan sejak pasca tsunami,” papar Rauza Das sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Camat Lhoong.
Sayangnya masalah sampah di Air Terjun Suhom belum ditangani dengan baik. Terkait hal itu Rauza Das menyampaikan akan adanya perbaikan tata pengelolaannya di tahun 2020 mendatang.
Penutupan kegiatan pada Minggu sore juga dihadiri oleh Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali dengan menanam pohon secara simbolis di sekitaran Air Terjun Suhom dan diakhiri dengan pengutipan sampah bersama seluruh peserta dan panitia penyelenggara..
“Saya bangga dan senang hadir di tengah-tengah para jurnalis yang merupakan mitra pemerintah. Wartawan Mitra dalam membangun daerah. Kita perlu informasi-informasi yang bisa diterima dengan cepat. Ini tidak terlepas dari kerja para wartawan. Semoga adik-adik menjadi peserta sukses di dunianya,” tutup Mawardi Ali. []
Editor : Missanur Refasesa