Indah Latifa [AM] | DETaK
Darussalam– Fakultas Pertanian (FP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengadakan Kuliah Umum dalam rangka merayakan ulang tahun Fakultas Pertanian yang ke-55. Acara yang mengangkat tema “Akselerasi Inovasi dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia” ini diadakan di Event Hall Gedung Academic Activity Centre (AAC) Dayan Dawood pada Kamis, 5 Desember 2019.
Dekan Fakultas Pertanian Unsyiah, Samadi, mengatakan tujuan diadakannya kuliah ini selain merayakan milad fakultas, juga untuk mengedukasi dan menambah wawasan serta pemahaman tentang perkembangan industri kelapa sawit bagi mahasiswa yang hadir.
Adapun Wakil Rektor I Unsyiah, Marwan, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada pihak GAPKI yang telah berhadir, serta mengatakan bahwa kelapa sawit adalah primadona bagi bangsa Indonesia yang menjadi sumber pendapatan devisa. Oleh karenanya, ia berharap mahasiwa yang hadir mampu menangkap materi yang disampaikan dengan baik.
“Kami ucapkan terima kasih kepada bapak-bapak dari GAPKI yang sudah mau hadir di Unsyiah untuk mengisi kuliah umum ini. Materi ini sangat penting untuk dibagikan mengingat kelapa sawit adalah primadona bagi bangsa Indonesia karena menjadi sumber utama pendapatan. Dan sebagian besar masyarakat Indonesia memperoleh pekerjaan dibidang ini. Kelapa sawit ini juga menyumbang devisa yang mencapai US$ 20 miliar pertahun. Mahasiswa diharapkan mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan karena ini penting,” ujarnya.
Joko Supriyono, selaku Ketua Umum GAPKI sekaligus pemateri dalam kuliah umum ini menjelaskan bahwa semua jenis makanan yang kita makan sekarang ini tidak lepas dari minyak sawit. Dan karena penggunaannya yang besar, kelapa sawit diekspor dalam jumlah yang besar hingga mampu menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia.
“Sekarang ini segala jenis olahan yang diperdagangkan banyak mengandung minyak sawit, mulai dari makanan yang digoreng, coklat, mie, sabun, sampo, produk make up apa lagi, dan ada juga biodiesel. Nah karena penggunaannya banyak dibutuhkan, minyak sawit ini banyak di ekspor ke luar negeri dengan jumlah yang sangat besar. Alhamdulillah kita punya kelapa sawit yang di ekspor sampai 70% dan 30% lagi diedarkan di dalam negeri. Jadi ekspor kita sangat besar akibat surplus yang besar, ini adalah devisa yang mampu menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia,” jelasnya.
Joko juga berpesan kepada audience untuk terus meningkatkan produktivitas serta serius dalam membangun sawit yang berkelanjutan. Ia berharap kuliah umum ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa serta dapat dijadikan bahan diskusi dan penelitian untuk Indonesia yang lebih baik. []
Editor: Cut Siti Raihan