Siaran Pers | DETaK
Darussalam– Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala akan menyelenggarakan konferensi BEM FISIP se-Sumatera, terhitung dari tanggal 13 hingga 16 Februari mendatang. Hal tersebut diutarakan oleh ketua BEM FISIP, Teuku Rizza Mully.
“Konferensi ini sebagai wadah silaturahmi antar BEM FISIP se-Sumatera. Lalu, hasil buah pikir dari diskusi selama konferensi akan dijadikan konsensus untuk rekomendasi yang kemudian akan dikirimkan ke lembaga-lembaga, intansi, serta pemerintah agar menjadi perhatian khusus tentang permasalahan agraria di Sumatera,” ujar Rizza, Kamis 2 Februari 2020.
Acara tersebut akan dihadiri oleh Plt Gubernur Aceh, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPA), Walikota Banda Aceh, DPRK Banda Aceh, Rektor Universitas Syiah Kuala, Dekanan FISIP beserta jajaran, dan 12 BEM Fakultas se-Unsyiah, beserta organisasi mahasiswa (ormawa) lainnya.
“InshaAllah 30 universitas akan hadir dengan 4 orang maksimal delegasi setiap universitas, target kita lebih dari 100 peserta,” jelas Anzal selaku Ketua Panitia Konferensi BEM FISIP se-Sumatera.
Rangkaian kegiatan diisi dengan seminar nasional, field trip, kompetisi debat, dan diskusi tentang eksploitasi bumi andalas. Anzal memandang hal ini merupakan persoalan yang mendesak, namun belum menemukan solusi konkret. Hasil dari diskusi ini, diharapkan bisa menjadi buah dari hasil pikir rekan BEM FISIP se-Sumatera yang akan direkomendasikan kepada pemerintah.
Anzal menambahkan, field trip akan berlangsung di Masjid Raya Baiturrahman, PLTD Apung, museum Aceh, pantai Lampuuk, dan Museum Tsunami. Semua tempat ini akan menyajikan berbagai warna dalam setiap sudut dan sisi tempat, terutama di Museum Tsunami Aceh yang merupakan Museum Tsunami pertama di dunia. []
Editor: Missanur Refasesa