Beranda Headline Irwansyah: Tutupan Karang Krueng Raya Buruk, Ujung Pancu Baik

Irwansyah: Tutupan Karang Krueng Raya Buruk, Ujung Pancu Baik

BERBAGI
Penyelam melakukan Reef Check di dasar laut. (Dok. odc Unsyiah).

Rieny Fadhilah [AM] | DETaK

Penyelam melakukan Reef Check di dasar laut. (Dok. odc Unsyiah).
Penyelam melakukan reef check di dasar laut. (Dok. ODC Unsyiah).

Banda Aceh – Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah adakan seminar dengan tema “Hasil Reef Check selama 5 Tahun di Krueng Raya dan Ujung Pancu Aceh Besar”. Tutupan karang di Krueng Raya masuk katagori buruk dengan persentase 12 – 18,54%, sedangkan di Ujung Pancu masuk dalam katagori baik dengan persentase 26 – 29,27%,  kata Irwansyah, mahasiswa ilmu kelautan sekaligus anggota ODC pada acara itu, di Gedung Tsunami dan Disarter Mitigation Research Centre (TDMRC) Ulee Lheue, Selasa, 10 Juni 2014.

Seminar tersebut di hadiri oleh berbagai kalangan, diantaranya pemerintah, akademisi, mahasiswa, serta berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya.

Iklan Souvenir DETaK

Reef check (cek terumbu) ini dilakukan pada setiap bulan Oktober. Hasilnya selama lima tahun (2009-2013) di dua tempat ini, tambah Firmansyah, parameter pengukuran karang tersebut semakin besar persentase tutupan karangnya, maka kondisi tersebut dapat dikategorikan sangat baik. Namun, dilihat dari trendline grafik tutupan karang dalam lima tahun terakhir, menunjukkan tutupan karang di Krueng Raya setiap tahun semakin berkurang.

Firmansyah juga menambahkan, tidak hanya karang yang dilakukan reef check, tapi juga yang lain. “Kami juga melakukan reef check terhadap pasir, ikan, dan yang lainnya.”

“Mudah-mudahan ada database untuk terumbu karang yang dapat dijadikan sebagai referensi  berbagai pihak, dan ada penambahan lokasi monitoring, serta kegiatan ini mendapat dukungan pemerintah,” harap dia.

Reef check terkendala dana

ODC yang  melakukan reef check setiap bulan Oktober sering terkendala dana. Hal inilah yang yang sering di hadapi. “Untuk meminta bantuan dana harus membuat proposal dan kalau sudah keluar pun paling cuma dua ratus ribu,” ungkap firman jengkel.

Sementara itu lanjut dia, dana yang dibutuhkan setidaknya lima juta, sehingga ODC harus membuat dan mengajukan proposal ke berbagai LSM. “Kalau buat acara kami harus minjam dana dari Flora dan Fauna Indonesia (FFI), tandasnya.”[]

Editor: Murti Ali Lingga