Riska Iwantoni | DETaK
Darussalam – Kenaikan biaya Semester Pendek (SP) di Unsyiah berbuntut panjang. Mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH), Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Pertanian (FP), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), melakukan demo dan berorasi di depan Gedung Birokrasi Unsyiah, Selasa,17 Juni 2014.
Dalam orasinya, mahasiswa mendesak transparansi kenaikkan biaya Semester Pendek (SP) yang akhir-akhir ini diberitakan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya Rp 75.000 menjadi Rp. 100.000 per Satuan Kredit Semester (SKS) sesuai Surat Edaran Rektor No. 2430 tanggal 10 Juni 2014.
Diawal aksinya, mahasiswa bermaksud menemui Rektor Unsyiah, Samsul Rizal, untuk menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Tapi aksi mereka dihalangi oleh Satuan Pengaman (Satpam) dan polisi yang berada di lokasi. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya mahasiswa merangsak masuk ke ruang Rektor lantai dua Biro Unsyiah, akibatnya aksi saling dorong antara mahasiswa dan pihak keamanan tak terhindarkan.
Mahasiswa menilai keputusan tersebut diambil sepihak oleh rektorat, tanpa ada melibatkan mahasiswa dalam pengambilan keputusan.
“Rektorat tidak pernah mengajak mahasiswa dalam mengambil keputusan, mahasiswa hanya diajak pada saat-saat “tidak penting” seperti halnya maulid,” tukas Putra Riski Yaulan Radianto, koordinator aksi.
Menurutnya, aksi yang di gelar itu lantaran banyaknya laporan mahasiswa yang merasa keberatan mengenai kenaikan biaya SP tersebut. “Lebih-lebih mahasiswa yang Uang Kuliah Tunggal Berkeadilan (UKTB), biaya kuliahnya cukup tinggi,” katanya.
Mahasiswa mengancam akan turun menggelar aksi dengan jumlah yang lebih besar lagi, jika tuntutan mereka tidak ditanggapi oleh rektorat sampai besok (Rabu, 18 Juni).
“Jika tuntutan kita hari ini tidak di gubris, maka kita akan turunkan massa yang lebih besar lagi nantinya,” tutur Putra kepada detakusk.com. usai menggelar aksi.[]
Editor: Murti Ali Lingga