Sang Pemimpi dari Sigli
“Kecerdasaan intelektual tanpa dibarengi kecerdasan emosional dan spiritual akan sia-sia.” Begitulah pedoman yang selalu dipegang oleh Teuku Muhammad Ridha Al- Auwal, mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) jurusan Bahasa Inggris ini.
Lelaki kelahiran Banda Aceh, 6 September 1988 ini adalah salah satu dari beberapa mahasiswa berprestasi di Unsyiah. Bagaimana tidak, ia adalah aktivis kampus yang tidak hanya jago di bidang akademik saja, namun juga aktif di berbagai organisasi yang menurutnya adalah The Center of Community Involvement.
“Menjadi mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan mengukir prestasi dalam bidang akademik merupakan sebuah visi yang sudah saya tanamkan dalam diri saya sejak masuk ke kampus Jantoeng Hatee rakyat Aceh ini.” Ungkapnya.
Anak pertama dari dua bersaudara ini memang selalu menyibukkan diri dengan berorganisasi. Jadi tak heran jika penikmat mie goreng ini sangat dikenal oleh warga ESA (English Student Association). Bagaimana tidak, jabatan ketua umum ESA sudah pernah didudukinya pada tahun 2008.
Sebenarnya lelaki berkacamata ini sudah menggeluti organisasi sejak SMA. Pada tahun 2005 Ridha pernah menjadi ketua umum Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMAN 1 Sigli dan pada tahun yang sama pengemar buku “From Zero to Hero” ini juga sempat menjadi Ketua Pembinaan Jaringan dalam Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia (KAPMI) Pidie.
Tak sampai di situ saja, pada tahun 2008 Ridha juga ikut terjun dalam organisasi luar kampus yaitu Aneuk Nanggroe Community (ANC), mahir berbicara membuat ia dipercayakan menjadi Trainer Motivator. Tak heran jika lelaki berkulit sawo matang ini sering menjadi Master of Ceremony (MC) pada acara-acara dalam maupun luar kampus. Pada tahun 2009, Ridha terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris Se- Indonesia (Himabsi). Ridha juga pernah menjadi Koordinator Dewan Perwakilan Aceh. Pada tahun yang sama ia juga menjabat sebagai Mentri Sosial Politik di Pemerintahan Mahasiswa (Pema) Unsyiah.
Begitu banyak organisasi yang telah digeluti Ridha. Pengalaman demi pengalaman juga tak sedikit yang telah diperolehnya. Lelaki ini pernah mewakili Unsyiah di beberapa seminar dan training nasional dan international. Di antaranya adalah Training Fasilitator Kepemimpinan Pemuda di Menpora Jakarta yang dihadiri oleh Menpora Adhyaksa Dault serta Seminar International “Indonesia 2025: Geopolitical and Security Challenges” di Departemen Pertahanan Indonesia yang juga di hadiri oleh Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono.
“Hidup harus maju, Kita harus selalu menjadi orang- orang yang berjiwa besar dan juga visioner karena sejarah tidak akan pernah mencatat orang- orang yang berjiwa kerdil. Itulah nasehat ayah yang selalu memotivasi saya untuk menjadi seseorang yang berarti dan terus bermimpi.” Kenangnya.
Sosok yang dikenal sebagai makhluk yang “pengertian” oleh teman-temannya ini tak pernah takut untuk bermimpi. Cita-cita ingin menjadi Presiden Indonesia memang terdengar sangat mengada-ngada di usianya yang masih 22 tahun ini. Namun, itulah cita-citanya semenjak SMA.
“If you can dream it, Insya Allah you can do it!” Tutur lelaki yang kini tinggal di Kajhu ini.
Ingin keluar negeri dengan kemampuan sendiri itu adalah mimpinya. Dan mimpi itu akhirnya tercapai pada tahun 2010. Penggemar acara televisi “Kick Andy” ini dinyatakan lolos seleksi beasiswa Indonesian English Language Study Program (IELSP) yang disponsori oleh The Indonesian International Education Foundation (IIEF) dan Kedutaan Besar Amerika. Ridha pun berkesempatan belajar Bahasa Inggris secara intensif di Amerika selama dua bulan di University of South Carolina, USA. Seleksi tersebut diikuti oleh 2.000 orang lebih. Namun, siapa sangka mimpi dan usaha menghantarkan Ridha ke negeri Paman Sam itu.
Kemampuan Bahasa Inggrisnya memang tak perlu diragukan lagi. Lelaki yang suka menghabiskan waktu “weekend hang out” bersama teman-temannya ini telah mengukir prestasi di bidang Bahasa Inggris sejak dari SMP. Pada tahun 2003, Ridha berhasil meraih Juara III Pidato Bahasa Inggris tingkat SMP Se-Kabupaten Pidie dan mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsinya ini juga dapat membuat orang tuanya bangga dengan meraih Juara III Pidato Bahasa Inggris se- Provinsi Aceh pada tahun yang sama.
Skillnya yang menonjol di bidang bahasa inggris memang membuahkan hasil yang besar. Beberapa dosen memberikan kepercayaan kepada Ridha untuk membantu mereka dalam proses belajar mengajar. Sebagai asisten dosen yang berkompeten Ridha diberi amanah untuk mengajar Mata Kuliah Umum di beberapa fakultas. Selain itu lelaki yang hobi membaca dan mendengarkan musik ini ini juga bekerja sebagai staff di Pusat Bahasa Unsyiah.
Tak hanya itu, kemampuan Bahasa Inggrisnya juga membuat Ridha berkesempatan menemani Pembantu Rektor III (PR III) Unsyiah untuk ikut menghadiri acara “Peresmian Universitas Pertahanan Indonesia” di Istana Negara yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono pada tahun 2008 lalu. Peresmian itu dihadiri oleh hampir seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid I dan para duta besar negara sahabat.
“Kenyataan hari ini adalah buah dari mimpi kita kemarin dan kenyataan esok hari ditentukan oleh mimpi kita hari ini. So, Manjadda Wajada!” tutupnya.
DETaK | Lisma Linda
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=2056