Fitria Anggraini |DETaK
Hitam, abu-abu. putih, cokelat, kuning, dan merah. Warna-warna itu mewakili spesies hewan jenis pengerat yang memiliki badan gemuk dengan ekor pendek. Hewan yang satu ini identik dengan bulu yang tebal dan panjang yang menyelimuti tubuhnya.
Hewan omnivora pemakan tumbuhan dan serangga-serangga kecil atau yang lebih dikenal dengan nama hamster ini sering disamakan dengan tikus. Sehingga tidak jarang banyak yang tidak suka dengan hewan ini. Namun tidak demikian dengan komunitas pecinta hamster yang diketuai Adian Putra.
Koetaradja Hamster Community (KHC), begitulah mereka menamai komunitasnya. Menurut KHC, hamster itu bukan tikus, walaupun sama-sama hewan pengerat tetapi hamster jauh berbeda dengan tikus, hamster bertemu dengan tikus pada kelas mamalia dan ordo rodentia.
KHC yang telah 5 bulan terbentuk itu berawal dari kecintaan Ian pada hamster yang kemudian mendorong laki-laki kelahiran 4 Agustus 1992 ini untuk mencari info tentang orang-orang yang memelihara hamster di Banda Aceh. Tujuan awalnya untuk sharing tips memelihara hamster.
“Carinya melalui Facebook, Kaskus, blog dan masih banyak lagi situs lainnya. Hingga ketemu bang Risky dan Ikram, disitulah awalnya Ian kasih ide untuk buat komunitas pecinta hamster. Kemudian kami ajak teman-teman lain lewat grup Facebook ‘Banda Aceh Hamster Forum’ dan lewat Twitter ‘@hamsterku_Aceh’. Ternyata responnya lumayan, dan tepat tanggal 20 Desember 2012 kami bentuk KHC,” terang Ian.
Kepada DETaK, Ian menjelaskan, mengenai tujuan terbentuknya KHC, yaitu untuk mensosialisasikan hamster kepada masyarakat (Banda Aceh), menciptakan sebuah forum diskusi yang aktif dan tidak eksklusif, merangkul pecinta hamster di kota Banda Aceh, mengadakan event-event khusus hamster, juga menjadikan bisnis hamster sebagai usaha mandiri bagi Siswa/Mahasiswa.
Awalnya, anggota KHC hanya tujuh orang. Ketuanya Adian, wakilnya Arief, bendahara Ikram, dan sekretaris Risky. Selanjutnya bertambah menjadi 35 orang. “Anggota aktif 22 orang, sisanya anggota dari Facebook, Twitter dan Blackberry Messanger (Bbm),” tambahnya.
Anggota KHC tidak hanya terdiri dari pelajar dan mahasiswa saja, melainkan juga dari kalangan karyawan, pekerja lepas, pengusaha, dosen, hingga staf ahli menteri.
“KHC hampir sama dengan komunitas lainnya, di KHC ketua berperan sebagai pengontrol dan pengambil keputusan. Wakil Ketua bertugas melobi pihak-pihak yang akan menjadi mitra kerjasama,” katanya.
Secara manajemen, kata Ian, Untuk Facebook dan Twitter dijalankan bersama-sama, namun untuk penyebaran informasi seputar komunitas ditugaskan kepada Ketua bidang informasi dan komunikasi. Untuk bendahara dibagi dua, bendahara umum yang mengatur keuangan komunitas secara umum, dan bendahara kegiatan yang mengatur keuangan pada saat KHC melakukan kegiatan.
Walaupun sebelumnya memang sudah ada komunitas pecinta hamster sebelum KHC di Aceh, namun menurut Ian, komunitasnya merupakan komunitas yang aktif dan terbuka untuk siapa saja. Tidak hanya aktif di dunia maya namun juga sering melakukan kegiatan-kegiatan secara langsung.
Basecamp KHC bertempat di Pet shop Planet Persia Setui. Namun, tidak semua kegiatan dilakukan di basecamp, kebanyakan dilakukan dilingkungan terbuka.
Kegiatan KHC sendiri tidak hanya sharing seputar hamster, KHC juga sering mendatangi peternak-peternak hamster di Banda Aceh. “Setiap minggu KHC melakukan gathering, pagi hari di CFD dan sore hari di Taman Sari, Blang Padang dan Putroe Phang, serta sosialisasi kepada warga Banda Aceh atau memperkenalkan hamster sebagai hewan peliharan kepada warga. Selain itu gathering juga bertujuan untuk memperkuat silaturrahmi sesama anggota dan untuk merekrut teman-teman yang pelihara hamster untuk jadi anggota KHC,” jelas mahasiswa Ilmu Komunikasi Unsyiah itu.
Gathering yang dilkakukan KHC biasanya melakukan diskusi seputar hamster, mulai dari cara merawat hamster. Ian mengatakan merawat hamster sebenarnya gampang-gampang susah, yang paling penting adalah harus memiliki kandang/tempat. “Untuk kandang bisa gunakan kandang khusus hamster, akuarium, bahkan kandang yang dibuat dari balok-balok kayu,” tuturnya.
Ian mengatakan, di dalam kandang jangan lupa sediakan bedding atau alas untuk si hamster tidur dan untuk menyerap air seni si hamster, bedding dapat berupa serbuk kayu, pasir zeolit, kulit padi/sekam bahkan bisa juga menggunakan potongan kertas. “Tempat makan, dot minum untuk hamster dan asesoris hamster seperti roda jogging, jungkat-jangkit atau terowongan-terowongan kecil juga jangan lupa disediakan,” terangnya.
Untuk biaya perawatan hamster tidaklah mahal. Untuk pemula dibutuhkan cukup 100 ribu untuk fasilitas hamster yang bagus. Kemudian untuk biaya pakan dan bedding hanya cukup 20 ribu per bulan untuk 10 pasang hamster.
Selain gathering, Ian menambahkan bahwa KHC juga mengadakan pameran serta memiliki agenda khusus untuk touring ke daerah-daerah Aceh. “Komunitas kami juga saling tukar informasi dengan komunitas pecinta hamster di luar Aceh. Biasanya dengan komunitas pecinta hamster Bandung, Tomohon, Malang, Jambi, Jakarta dan Medan,” jelas Ian.
Saat ditanyai berapa jumlah hamster yang ada di KHC, Ian mengatakan tidak bisa menghitung lagi berapa banyak, karena rata-rata anggota KHC memiliki 50 – 200 ekor hamster. Itu belum termasuk hamster-hamster yang telah dijual.
“Di KHC spesies yang dikembangkan kebanyakan kami ngebreed sendiri, namun ada beberapa breeder yang men-stock hamster dari Jambi dan Bandung. Untuk jenis hamster yang paling disukai adalah jenis Campbell, alasannya karena variasi bulu yang banyak dan cepat bereproduksi.” tambahnya.
KHC juga pernah mengalami hamster yang mati. Hamster mati bisa disebabkan Karena sudah sampai umurnya, di makan tikus atau kucing, dan luka parah akibat perkelahian dengan hamster lainnya.
Komunitas ini tidak sepenuhnya berbasis ekonomi, Ian menjelaskan bahwa anggota KHC umumnya memang hobby memelihara hamster. Namun, beberapa peternak hamster di KHC menjadikan hamster ini sebagai bisnis.
Usaha hamster sangat menjanjikan, tidak terkecuali di Banda Aceh. Saat ditanyai tim DETaK mengenai harga hamster di Banda Aceh, ian mengatakan berkisar dari 15 ribu hingga 160 ribu.
KHC telah mengikuti beberapa kompetisi, salah satunya pernah mengikuti perlombaan untuk peliharaan di acara Vet Show Pet Charity Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unsyiah. “KHC memperoleh juara I Hamster Race Vet Show Pet Charity di FKH Unsyiah,” ungkap Ian.
Selain itu, KHC juga pernah mengikuti pameran yang dibuat oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Fisika Unsyiah pada acara Milad Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) FKIP Unsyiah.
Harapan KHC kedepannya adalah dapat menjadi komunitas bagi hamster lovers terbesar di Aceh dan KHC dapat merangkul para hamster lovers di Aceh, khususnya Banda Aceh, serta merangkul beberapa komunitas pecinta hamster yang tidak aktif menjadi satu atap sebagai komunitas pecinta hamster terbesar di Aceh.
“Mimpi terbesar teman-teman KHC memiliki sebuah Pet Shop khusus hamter atau biasa disebut HamsStore (Hamster Store), dan hamster dapat menjadi hewan peliharaan favorit bagi masyarakat di Aceh,” tutup Ian.[]