Maisyarah Rita | DETaK
Aceh Besar – Kegiatan sirkumsisi massal se-Kabupaten Aceh Besar “One Day Service 3” oleh Tim Bantuan Medis (TBM) Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) telah selesai dilaksanakan pada Sabtu, 4 Juni 2016.
Pembukaan kegiatan bakti soial yang berorientasi pada kegiatan khitanan massal ini dihadiri oleh sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Aceh Besar, dosen Fakultas Kedokteran Unsyiah dan warga sekitar desa Kajhu yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ODS 3. Acara Pembukaan yang berlangsung di halaman salah satu gedung Rotary International Health Center yang berada di kawasan Dusun Lambateung, Desa Kajhu, Kecamatan Biatussalam, Aceh Besar terlihaat berlangsung khidmat karena didominasi dengan kegiatan acara yang bernuansa islami.
Acara pembukaan diawali dengan Penyampaian laporan kegiatan dari Ketua Panitia ODS 3, Rahmat Aidil. Dalam laporannya, ia menyampaikan bahwa peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 115 orang yang terdata pada saat registrasi sebelum hari pelaksanaan. Tidak menutup kemungkinan bertambahnya jumlah peserta, karena banyak dijumpai peserta yang mendaftar pada hari pelaksanaan kegiatan tiba.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh Besar, Anita. Dalam kata sambutan peresmian, Anita menyampaikan besar apresiasi dan terima kasihnya pada fakultas Kedokteran Unsyiah yang telah melaksakan kegiatan sosial yang bermanfaat untuk warga Baitussalam.
Anita memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian sodilaritas sosial masyarakat fakultas Kedokteran dengan masyarakat sekitar, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini dapat mempererat tali persaudaraan serta meningkatkan kepekaan mahasiswa fakultas kedokteran yang dapat memberi pelayanan bermanfaat untuk masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada Fakultas Kedokteran yang mencetak dokter-dokter yang peka, yang peduli kepada masyarakat. Sehingga kedepannya dokter-dokter ini dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat kita secara komprehensif sesuai bidang kompetennya. Kegiatan ini juga merupakan implementasi konkret dari ilmu pengetahauan sehingga kegiatan soial ini dituntut terus untuk membangun solidaritas dan saling tolong-menolong antar sesama tanpa pamrih. Kegiatan positif ini dapat memberi nilai lebih untuk Fakultas Kedokteran yang melayani masyarakat Aceh Besar,” jelas Anita.
Selanjutnya Anita juga banyak memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat Aceh Besar dalam bidang kesehatan. Isu terbesar dalam bidang kesehatan di Aceh Besar saat ini adalah gizi buruk dan Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil . Pada tahun 2015 ibu hamil KEK di Aceh Besar sebanyak 440 orang, gizi buruk 21 orang. Sementara itu sampai April 2016 dilaporkan bahwa hamil KEK sebanyak 53 orang, kurang gizi 2600 orang dan 23 orang untuk gizi buruk. Kecamatan Baitussalam adalah kecamatan yang paling banyak menyumbangkan angka kasus gizi buruk di kabupaten Aceh Besar.
“Tepat sekali Fakultas kedokteran mengambil moment di daerah ini dan kami mengharapkan supaya dapat dimaksimalkan di kecamatan ini bisa dibuat pelayanan gratis untuk gizi buruk dan hamil KEK. Kami berupaya terus bagaimana meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memaksimalkan upaya untuk isu-isu strategis ini sehingga aceh besar menjadi aceh besar yang sehat” jelasnya.
Anita juga menyampaikan besar harapan dengan adanya kerjasama antar pemerintah daerah dan fakultas kedokteran dapat membentuk mitra kerja yang baik. Sehingga apa yang tidak dapat dicover dari dinas kesehatan Aceh besar dapat diberikan oleh Fakultas Kedokteran.
“Mudah-mudahan masyarakat yang tidak dapat diberikan oleh dinas kesehatan Aceh Besar dapat diberikan oleh Fakultas Kedokteran sehingga semua masyarakat dapat mengakses semua pelayanan dengan gratis. Kami mengharapkan kedepan, bukan hanya sunat massal yang dapat diberikan oleh fakultas kedokteran juga kegiatan-kegiatan lain kami masih membutuhkan bantuan dari fakultas kedokteran. Kami meminta bantuan dari fakultas kedokteran dan fakultas-fakultas lain. Kami membuka pintu lebar-lebar untuk kegiatan yang bersifat kemanusiaan,” sambang Anita diakhir pidatonya.[]
Editor: Eureka Shittanadi