Beranda Siaran Pers Tim PKM MODEM Unsyiah Ciptakan Budidaya Jamur Modern

Tim PKM MODEM Unsyiah Ciptakan Budidaya Jamur Modern

BERBAGI
Sosialisi dan workshop budiday jamur merang secara modern. (Ist)

Siaran Pers | DETaK

Banda Aceh – Mahasiswa Pekan Kreativitas Mahasiwa (PKM), tim MODEM Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berhasil ciptakan sistem budidaya jamur merang secara modern menggunakan teknologi automasi canggih dan melatih soft skill santri pesantren modern Al-Manar, Aceh Besar.

Modernisasi budidaya jamur merang menggunakan Semiautomatic Integrated Farm (SAIF) berbasis lingkungan merupakan program sosial kemasyarakatan yang akan mengatasi kendala-kendala pembudidayaan jamur merang. Tim MODEM ini terdiri dari 5 orang mahasiswa Unsyiah yang diketuai oleh Aslam Bustamam            mahasiswa pendidikan biologi, beranggotakan Zanuri Ikhsan mahasiswa Teknik Elektro, Harita Cahyo Baskoro mahasiswa Teknik Kimia, Wahyu Aulia mahasiswa Agroteknologi dan Ulya Wardah, mahasiswa Geofisika.

Iklan Souvenir DETaK

Budidaya jamur merang dapat mengurangi limbah jerami yang sering disalahgunakan. Dalam program ini ada tiga hal digabung menjadi satu, yaitu budidaya jamur merang, biogas, dan sistem automasi canggih. Tiga hal ini dikombinasikan untuk menghasilkan satu model budidaya jamur merang secara modern dan ramah lingkungan.

Saat ini program tersebut sedang dilaksanakan di Pesantren Modern Al-Manar yang terletak di desa Lampermai, Kabupaten Aceh Besar. Pesantren ini dikeliling sungai dan hamparan persawahan luas yang ditanami padi dan banyak ditemui tanaman pisang. Pasca panen padi, jerami sering sekali dibakar yang mengakibatkan pencemaran udara, daun pisang kering dibakar demi kebersihan lingkungan disekitar, begitulah asumsi masyarakat pada umumnya, padahal kegiatan tersebut justru mencemari lingkungan itu sendiri.

Limbah tersebut dapat digunakan menjadi media tumbuh dalam budidaya jamur merang. Dalam budidaya jamur merang dibutuhkan suhu dan kelembaban yang relatif tinggi 32-35oC dan 80-85%, namun yang menjadi kendala biasanya suhu dan kelembaban tidak tetap, berubah-ubah tidak seperti suhu dan kelembaban optimum yang dibutuhkan jamur.

“Oleh karena itu, kami berinisiatif melakukan modernisasi budidaya jamur merang berbasis lingkungan di pesantren tersebut dengan tujuan melatih soft skill santri dan mewujudkan model budidaya jamur merang modern yang mampu mengatasi pencemaran lingkungan di sekitar,” papar Aslam Bustanam.

Beberapa tahun silam reaktor biogas dibangun oleh LKM di pesantren ini, namun sekarang biogas yang dihasilkan dari feces santri tersebut tidak dimanfaatkan lagi oleh pihak pesantren untuk memasak karena beberapa alasan. Untuk menghemat biaya khususnya pemanasan suhu dan kelembaban kumbung jamur kami akan memanfaatkan biogas yang tersedia tersebut. Pemanfaatan biogas tersebut yang akan dipakai untuk keperluan budidaya jamur dibutuhkan modifikasi pada reaktor biogas, hal tersebut akan diatasi oleh teknisi handal dari tim kami yang sudah mendalami di bidang biogas dan reaktornya.

Selanjutnya untuk menghindari kualitas dan kuantitas hasil panen jamur merang yang buruk akibat suhu dan kelembaban kumbung yang berubah-ubah sehingga suasana kumbung tidak optimum sebagaimana yang dibutuhkan dalam pertumbuhannya, maka sistem pengaturan suhu dan kelembaban akan dikontrol agar dapat bekerja secara otomatis dan optimum dengan menggunakan teknologi tepat guna yang berbasis “mikrokontroller Arduino” dan sensor suhu dan kelembaban (humadity and temperature sensor) yang diintegrasikan dengan kran elektrik (solenoid valve) melalui module relay 2-Channel.

“Selama pelaksanan kegiatan ini berlangsung, santri dan pihak pesantren memiliki kepedulian dan antusias serta rasa ingin tahu yang sangat baik terhadap pelatihan budidaya jamur merang secara modern yang kami laksanakan ini,” ujar Aslam.

Dalam pelaksanaan ini tim MODEM melatih soft skill santri sehingga memiliki pengetahuan dan kepedulian serta termotivasi memanfaatkan limbah organik yang mengandung lignoselulosa yang terdapat di lingkungan secara modern, agar lebih berguna serta menghasilkan produk hasil jamur merang yang bergizi tinggi demi mengatasi krisis pangan (jamur merang) di Aceh, khususnya Banda Aceh dan Aceh Besar. Secara keseluruhan, persentase pelaksanaan PKM -M  Arthery  hingga tanggal 29 Mei 2016 adalah 85%.

Tahap  selanjutnya  yang  akan  dilaksanakan  dalam  program  ini  adalah  pemeliharan masa pertumbuhan jamur merang, pemanenan dan  melakukan  evaluasi  akhir  program PKM-M MODEM.[]

Editor: Eureka Shittanadi