Beranda Siaran Pers Sosok Teuku Nyak Arief  dalam Seminar Kepahlawanan Himas Unsyiah

Sosok Teuku Nyak Arief  dalam Seminar Kepahlawanan Himas Unsyiah

BERBAGI
(Dok. Panitia)

Siaran Pers | DETaK

Darussalam – Himpunan Mahasiswa Sejarah (Himas) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Islam Teuku Nyak Arif sukses menggelar seminar kepahlawanan Aceh Teuku Nyak Arief yang mengusung tema “Menumbuhkan Semangat Patriotisme dalam Diri Generasi Aceh Melalui Sosok Teuku Nyak Arif” pada Sabtu, 2 Desember 2017 di Auditorium FKIP.

Acara yang diikuti ratusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di lingkungan Banda Aceh dan Aceh Besar, mahasiswa Unsyiah, serta para dosen-dosen di FKIP Unsyiah tersebut dibuka oleh dekan FKIP Unsyiah, Djufri. Dalam sambutannya Djufri mengatakan bahwa bangsa yang hebat adalah bangsa yang mengenal sejarah bangsanya.

Iklan Souvenir DETaK

“Saya ingin mengatakan bahwa bangsa yang hebat, bangsa yang besar itu adalah orang yang mengingat sejarah,” imbuhnya.

Ia juga berharap, dengan adanya acara tersebut bisa bermanfaat bagi mahasiswa Sejarah sendiri dan juga pada tamu undangan untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah khususnya sejarah perjuangan Teuku Nyak Arif.

Julhadi, selaku Ketua Umum Himas FKIP Unsyiah juga berharap dengan diadakannya kegiatan seminar ini, para generasi muda mampu termotivasi dengan sosok pahlawan nasional asal  Aceh T. Nyak Arief.

Sementara itu T. Kemal Fasya selaku moderator pada acara tersebut sebelum membuka diskusi, beliau menyebutkan bahwa sejarah itu ada dua dimensi, yaitu masa lalu dan fantasi.

“Yang disebut dengan sejarah itu ada dua dimensi, yaitu masa lalu dan yang kedua hadirnya fantasi, fantasi ialah adanya percampuran imajinasi, ada percampuran Psikohistori, aspek psikologi yang akan menunjukkan bahwa kenapa momentum sejarah itu mengalami proses penglebih-lebihan dan ada juga mengalami proses pengurang-ngurangan,” sebut Kemal.

Nab Bahany, dalam kesempatan penyampaian materinya mengungkapkan bahwa setiap peristiwa sejarah menimbulkan perbedaan pandangan bagi setiap penulis sejarah.

“Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap peristiwa sejarah dimanapun memiliki dimensi pandangan yang berbeda satu sama lain, apalagi ketika peristiwa sejarah itu ditulis kemudian setelah berselang tahun bahkan abad. Para penulis yang terlibat langsung dalam penulisan sejarah sering tidak memiliki kesamaan pandangan dalam menulis sebuah peristiwa sejarah,” ungkap Bahany

Pemateri lainnya, Husaini Ibrahim mengungkapkan argumennya bahwa sosok Teuku Nyak Arif dapat dijadikan pelajaran bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

“Yang ingin saya sampaikan bahwa, bagaimana proses yang terjadi, yang dialami oleh Teuku Nyak Arif sebagai sosok pejuang pada masa lalu dapat dijadikan pelajaran bagi generasi Aceh sekarang dan juga yang akan datang. Oleh karena itu, perlu pemahaman yang mendalam dari nilai-nilai perjuangan yang berlangsung, yang melibatkan tokoh penggerak sejarah itu sendiri.”

Sementara itu, Chaerul Rizal pemateri lanjutan mengatakan bahwa Teuku Nyak Arif selaku sosok tokoh yang mutlak telah menyumbangkan pemikiran dan juga hidupnya terhadap Aceh.

“Kita sepakat bahwa Teuku Nyak Arif merupakan seorang tokoh yang didalam sejarah Aceh mutlak menyumbangkan atau menghibahkan pemikiran dan hidup beliau terhadap Aceh,” tambahnya

Kemudian, Syamsul Bahri selaku anak kandung dari Teuku Nyak Arief dan pada acara tersebut juga selaku narasumber mengatakan Jasmerah sangat sesuai dijadikan tema seminar tersebut, supaya kita tidak melupakan sejarah.

“Saya lebih cenderung untuk menggunakan tema sejarah ini secara singkat, temanya adalah Jasmerah, kenapa Jasmerah? supaya kita tidak melupakan sejarah, tetapi sejarah yang benar, bukan sejarah yang memecah belah persatuan bangsa,” tutup Syamsul. []

Editor: Maisyarah Rita