Siaran Pers | DETaK
Darussalam – Lima mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Syiah Kuala yang tergabung dalam kegiatan PKM-M (Pekan Kreativitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat) DIKTI telah melakukan pengabdian ke pesantren Raudhatul Qur’an dalam kegiatan “Peluru Pesantren” yaitu Pelatihan Dasar beternak Ayam petelur dan pembuatan mesin Tetas untuk Santri Pesantren.
Ketua tim Mahfur Zurrahman kepaada detakusk.com mengatakan, ide ini muncul ketika melihat sumber protein hewani yang paling murah dibanding yang lain yaitu telur mulai mengalami kenaikan harga.
Ia bersama timnya mengaku terkejut dengan pernyataan kepala dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan (Kadeswannak), Aceh, M.Yunus pada tanggal 5 September 2015 mengungkapkan kebutuhan telur daerah Aceh mencapai 100.000 butir telur, 70% nya dipasok dari luar daerah Aceh, khususnya medan. Hanya 30% dari total kebutuhan telur tersebut dapat dipenuhi oleh daerah aceh.
“Maka perlu suatu kegiatan untuk menumbuhkan minat beternak masyarakat dari dini. Oleh karena itu kami memberikan salah satu solusi dengan kegiatan ini,” ujar Mahfur.
Kegiatan ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu, sosialisasi, demonstrasi (pembuatan kandang dan mesin tetas, manajemen pemeliharaan dan kesehatan ternak), serta pemasaran dan pengolahan telur (pembuatan teh telur). Mesin tetas dengan modifikasi penambahan jerami/sekam padi dapat mempertahankan panas dari mesin tetas selama 3 jam ketika mati lampu.
“Kedepannya kami akan mengembangkan mesin tetas berbahan bakar biogas/biodiesel yang bisa digunakan kapan saja tanpa terhalang dengan permasalahan listrik yang sering mati. Biogasnya berasal dari kotoran ayam itu sendiri sehingga semua sumber daya dari ayam terpakai secara efektif serta ramah lingkungan,” paparnya.
Demi keberlanjutan program ini pihak pesantren berencana untuk menjadikan tersebut ini sebagai kegiatan ekstrakulikuler santri, sehingga program ini tetap berlanjut walaupun kegiatan PKM-M DIKTI telah selesai dilaksanakan.
Pengamat dan pengusaha unggas, Dr. M. Aman Yaman, M.Agric Sc menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat menarik dan jarang dilakukan oleh mahasiswa.
“Program ini memiliki potensi besar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha sebagai peternak di masa depan.” Ungkapnya.[]
Editor: Eureka Shittanadi