Puisi | DETaK
Mulanya aku cuma bisa menulis titik titik
Lalu perlahan hati terasa pilu hingga air mata menitik
Hanya selang beberapa detik
Memikirkan hari ini sangat pelik
Inginku ikut mengkritik para pemimpin negeri egoistik
Di bawah sinar mentari yang terik
Tapi nyatanya, aku hanya memantau lewat gambar nan ulik
Aksaraku perlahan mengutik-ngutik
Menyanggupiku tuk menambah larik
Lanjut menoreh di atas kertas secarik
Ditemani angin yang menelisik
Sesekali terdengar gemerisik
Aku kagum dengan mereka yang heroik
Menentang rezim picik
Meski yang lain tak acuh terhadap politik
Mereka dengan segenap harapan membidik
Tanpa mengganggu kodek etik
Dengan gerakan apik
Tak lupa senyuman dekik
Tak peduli sebesar katik
Karena katik juga estetik
Dan semangat tetap energik
Begitupula para jurnalistik
Mengamati baik-baik
Sigap membunyikan papan ketik
Sekejab meluncur ke arktik
Inilah kisah 26 September tahun lalu yang memantik
Para kaum demokratik
Kamu
Ya, wahai kamu
Yang ikut mengkritik
Jangan cuma ikut-ikutan dan sekedar eksis lewat kamera yang membidik
Jadikan ini memori bajik
Yang mengingatkan kita agar bijak dalam membangun politik
Jangan dibutakan oleh materi picik
Tapi gunakan otak untuk berpikir cerdik
Tidak membedakan rakyat karena status atau fisik
Inilah cerita 26 September lalu yang mengusik
Para pemilik patriotik
Kamu
Ya, Kamu yang sebentar meninggalkan akademik
Turun ke jalan yang terik
Menggurat cerita rakyat seperti para pembatik
Agar para penguasa tak selalu dramatik
Sadar akan tantangan geopolitik
Peka dengan lingkungan yang semakin pelik
Ya, kamu yang ikut mengkritik
Para pemimpin yang menampik
Seruan masyarakat yang hakaik
Ya, wahai kamu yang ikut membela publik
Menyampaikan aspirasi masyarakat dengan baik-baik
Tak lupa berdoa kepada Yang Maha Malik
Semoga kita senantiasa dalam Ridha Sang Khalik
Penulis bernama Rinatul Mauzirah mahasiswa FMIPA Program studi Kimia Unsyiah angkatan 2018. Ia juga aktif di UKM Pers DETaK Unsyiah.