Ricky Syahrani | DETaK
Judul Buku : Negeri dalam Sepatu
Penulis : Zahra Nurul Liza. Dkk
Penerbit : Bandar Publising
Tebal : 161 Halaman
“Ia memang menakutkan. Tapi, di sana, ialah raja impian. Raja yang diagung-agungkan. Sedang di sini, di negeri kami. Ah!” Itulah kalimat penutup dari cerpen Negeri Dalam Sepatu ini.
Buku antologi yang berkisah tentang bagaimana harmonis dan damainya negeri kecil yang berada di dalam sepatu. Negeri itu di huni oleh para laba-laba yang hidup damai tanpa mengenal kata saling membantai.
Tokoh “Aku” di sini, memulai cerita dari kehidupan para laba-laba yang hidup di
dalam sepatu, dan mengaitkan dengan negerinya sendiri. Di dalam cerita ini si tokoh melihat perbedaan antara negeri kecil tapi damai dengan negeri dalam kenyataan sebenarnya.
Namun, untuk memilih raja impian saja tidaklah mudah. Banyak kecurangan dan sebagainya. Hingga mengakibatkan terjadi dua kali pemilihan raja dalam kisah ini. Lantas, bagaimana dengan pemilihan yang kedua berlangsung? Akankah mereka mendapatkan sang raja impian?
Selain itu, antologi ini bisa dibaca oleh setiap kalangan, baik muda maupun tua. Sebab kumpulan ini banyak menyajikan cerita-cerita yang menarik dari penulis-penulis Aceh yang berbakat. Tak hanya Zahra Nurul Liza saja yang menceritakan damainya negeri dalam sepatu, ada juga cerita cinta dari Nazar Shah Alam dalam cerpen, “Enam Bulan Terlalu Lama Menanti Kematian” yang berkisah tentang keromantisan pasangan suami istri yang berakhir pada kematian.
Berbeda dengan Makmur Dimila, penulis ini juga punya kisah unik yang ia sajikan dalam cerpen, “Surat Sakit”, cerita yang berkisah tentang kebohongan yang berakhir pada ketidakinginan (Bohong yang berakibat kematian).
Tak hanya mereka saja yang menyumbang buah pikiran imajinasi dalam kumpulan cerpen ini, banyak juga penulis-penulis muda aceh yang berbakat lainya yang menghiasi kumpulan cerpen ini. Tentunya dengan kisah-kisah yang berbeda dan menarik.
Tarik semua kesimpulan, jadikan perbedaan sebagai pedoman.Di negeri yang kecil dalam sepatu saja bisa hidup damai dan tenteram, apalagi di negeri yang penuh dengan anugrah Tuhan ini.[]