Oleh Ramajani Sinaga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terorisme adalah penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha guna mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror. Sedangkan pengertian teroris adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik. Jelaslah salah satu faktor tindakan teror adalah untuk mencapai tujuan politik. Tujuan politik seperti apa yang dicita-citakan oleh pihak tertentu tersebut sehingga menimbulkan dampak luar biasa bagi publik ini?
Terorisme sering dikaitkan dengan agama Islam. Konon dalam ajaran Islam, jihad diartikan sebagai tindak kekerasan dan tindak teror terhadap pihak-pihak tertentu atau berjuang di jalan Tuhan dengan jalan yang salah. Padahal pengertian jihad adalah usaha dengan segala daya upaya untuk mencapai kebaikan. Jelaslah bahwa tujuan yang ingin dicapai ketika berjihad adalah kebaikan. Negara Islam sering “tercap” sebagai pelopor teror, padahal tindakan teror juga terjadi di negara-negara non-muslim.
Baru-baru ini pemerintah Amerika Serikat (AS) melakukan penyelidikan dan selalu “membuntuti” beberapa mahasiswa Islam yang sedang menuntut ilmu di negara tersebut. Bahkan, tindakan dan pekerjaan mahasiswa Islam wajiblah selalu diketahui oleh pihak pemerintah Amerika. Hal tersebut terjadi karena Pemerintah Amerika mengkhawatirkan adanya kejadian teror yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Islam. Kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan dan spekulasi yang berbeda. Mengapa pemerintah Amerika berlebihan melakukan penyelidikan terhadap mahasiswa Islam?
Sering sekali pihak lain menuduh Islam adalah perilaku teroris dan tindak kriminal. Lalu apa yang telah mereka lakukan terhadap negara-negara Islam yang telah mereka tuduh pelaku teror. Jika Amerika adalah negara demokrasi yang melambangkan hak asasi manusia (HAM), mengapa Amerika seolah tidak mampu “mendinginkan” konflik antara Palestina dengan Israel?. Bukankah Amerika adalah negara adikuasa?, kemudian, apa yang telah Amerika lakukan terhadap negara Irak?, apakah tindakan tersebut bukan dari perilaku teror juga?. Negara Amerika Serikat (AS) adalah negara adikuasa, artinya Amerika adalah negara yang memiliki kekuatan amat besar atau luar biasa. Tapi tampaknya negara Amerika tidak kuasa melumpuhkan konflik antara Palestina dengan Israel, atau malah Amerika sendiri yang memprokurator pertikaian ke dua negara tersebut secara diam-diam.
Penyelidikan secara teliti atas tindakan-tindakan mahasiswa Islam yang belajar di Amerika, menampakkan secara tidak langsung, bahwa Amerika telah menancapkan Islam sebagai dalang tindakan teror.
Islam Berbenah
Seringnya tuduhan kepada Islam sebagai pelaku tindakan teror, sepantasnya kita berbenah diri untuk mengharumkan kembali nama Islam. Maka wajiblah kita membuktikan Islam bukanlah perilaku tindakan kekerasan, berbuat anarkis, dan teroris. Agama Islam memberikan jalan perdamaian abadi, bukanlah ajaran kekerasan.
Pertama, mengubah pengertian jihad. Jika selama ini kita sering kali berpendapat bahwa jihad adalah berjuang di jalan Allah dengan berperang. Sepatutnya kita mengubah pemahamaan tersebut, sebab jihad bukan harus berperang. Misalnya, seorang penulis berdakwah lewat tulisan karena Allah, dosen mengajar mahasiswa karena Allah, atau seorang ayah yang menafkahi kelurga karena Allah. Perilaku tersebut juga bagaian dari jihad.
Kedua, mengajarkan kepada penerus bangsa (kaum muda calon pemimpin masa depan bangsa) agar tidak terpengaruh ke dalam aliran-aliran sesat. Sering kali kita mendapat berita, mayoritas orang yang melakukan bom bunuh diri adalah kaum muda karena dijanjikan akan mendapat tempat di surga. Hal tersebut terjadi karena usia muda cenderung kurang labil atau mudah terpengaruh.
Ketiga, berdakwah. Nabi Muhammad mengajarkan agar umatnya menghormati agama lain. Islam yang berbuat kekerasan atau anarkis secara berlebihan bukanlah Islam yang kuat. Namun, Islam yang kuat adalah Islam yang dapat menjaga tangan dan lisannya dari gangguan orang lain.
Pemberitaan seorang lelaki yang rela bunuh diri ketika salat jumat sedang berlangsung, untuk merencanakan pembunuhan terhadap seorang polisi yang sedang beribadah salat jumat. Beberapa pihak berpendapat bahwa lelaki tersebut adalah salah satu pejuang atau tindakan terorisme. Secara logika, tidak pantas seseorang yang ingin mendapatkan surga, malah menganggu ketentraman ibadah salat. Karena peristiwa bom bunuh diri terjadi, salat jumat pun batal dilaksanakan.
Berbagai pemahaman buruk tentang Islam, padahal Islam adalah agama yang damai dan anti-tindakan terorisme. Sifat Islam bukanlah anarkisme, namun ketentraman.
Tindakan teror yang didefinisikan sebagai Islam, wajib kita hapuskan. Islam adalah agama perdamaian hakiki. Kita harus merubah nama “buruk” terhadap Agama Islam tersebut. Semoga saja!.[]
Ramajani Sinaga
Mahasiswa FKIP PBSI Unsyiah angkatan 2011. Alumnus santri Madrasah Aliyah Negeri Binjai.