Murti Ali Lingga | DETaK
Banda Aceh – Pra Kongres Peradaban Aceh (KPA) 2015 yang dilaksanakan di Hotel Grand Nanggroe, Banda Aceh, dibuka langsung oleh Wali Nanggroe Aceh, paduka Malik Mahmud Alhytar, Sabtu, 26 September 2015.
Pra Kongres Perdaban Aceh yang menganngkat tema “Penguatan Bahasa-bahasa Lokal” itu menandai pembukaan oleh Wali Nanggroe di tandai dengan memukul rafai secara bersaman dengan Ketua Panitia KPA 2015, Ahmad Farhat Hamid.
“Degan mengucap bisamillahirahmanirrahim, acara Pra Kongres Pradaban Aceh resmi dibuka,” kata Wali Nagggroe sembari memukul rafai.
Dalam Pra Kongres ini, Ahmad Farhat Hamid, selaku ketua panitia menyampaikan alasan serta laporan singkat atas terbentuknya KPA 2015.
“Teknologi tak hanya menggangu kita (digunakan ke arah negatif), tapi teknologi juga dapat membatu kita. Ini merupakan awal mula KPA. Awalnya hanya bermula dari Grup Blackberry Massenger dengan nama Grup Stop Kekerasan (GSK),” kata Ahmad dalam sambutannya.
Ia juga menambahkan, Grup Whatsapp dengan nama Dispora Aceh, juga berperan terbentuknya KPA. Kita melihat dan belajar dari Kongres Kebudayaan. Kemudian munculah ide membentuk Kongres Perdaban Aceh. “Maka tebentuklah KPA,” ujarnya.
Sebelum KPA 2015 dibuka, acara tersebut diawal dengan pembacaan ayat suci al-quran, yang dilantunkan salah satu da’i Aceh.
Pada kesempatan itu, hadir para tokoh adat dan budaya dari berbagai daerah di Aceh. Serta akademis dan juga anggota DPRA.[]
Editor: Riska Iwantoni