Redaksi detak-unsyiah.com menerima sumbangan tulisan dari mahasiswa atau kalangan umum. Setiap tulisan dapat dikirim ke email [email protected] dengan disertai identitas penulis. Terima Kasih
Meutia Hafid: Banyak Wartawan Menulis Berita Karena Deadline
Sumatera Utara - Meutia Hafid, mantan reporter dan presenter yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI Komisi I dalam materinya saat mengisi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional di IAIN Sumatera Utara, Senin, (28/10/2013) mengatakan bahwa banyak wartawan menulis berita tidak menggunakan hati nurani atau tidak dengan rasa sehingga tidak melihat nilai berita dan terkesan tergesa-gesa sehingga berita menjadi kurang berkualitas.
“Banyak wartawan menulis berita karena mau mengejar deadline bukan karena hati nurani sehingga meninggalkan nilai berita dan kesannya tergesa-gesa,” jelasnya.
Menurutnya, semakin berkembangnya media online di dunia, semakin membuat para wartawan menulis tanpa menggunakan hati nurani. Padahal, katanya apabila menulis dengan menggunakan hati nurani hasilnya akan lebih baik. “Jadi menulislah dengan pakai rasa jangan tanpa rasa,” terangnya.
Selain itu, dalam acara yang dihadiri oleh berbagai mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia itu, Ia juga memberikan materi sembilan elemen jurnalistik yaitu kebenaran jurnalistik, loyalitas, verifikasi data, indepedensi, memantau kekuasaan, ruang publik, memikat relevan, komprehensip, dan hati nurani.
Ia juga berharap kepada wartawan pers mahasiswa ketika menulis berita harus membaca kode etik jurnalistik. “Awal jadi wartawan itu harus tau kode etik jurnalistik karena itu merupakan dasar bagi wartawan ketika berkecimpung di dunia jurnalis,” paparnya.[]
Redaksi detak-unsyiah.com menerima sumbangan tulisan dari mahasiswa atau kalangan umum. Setiap tulisan dapat dikirim ke email [email protected] dengan disertai identitas penulis. Terima Kasih
Meutia Hafid: Banyak Wartawan Menulis Berita Karena Deadline
Tajul Ula | DETaK
(foto: Tajul Ula/DETaK)
Sumatera Utara - Meutia Hafid, mantan reporter dan presenter yang saat ini menjabat sebagai Anggota DPR RI Komisi I dalam materinya saat mengisi Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional di IAIN Sumatera Utara, Senin, (28/10/2013) mengatakan bahwa banyak wartawan menulis berita tidak menggunakan hati nurani atau tidak dengan rasa sehingga tidak melihat nilai berita dan terkesan tergesa-gesa sehingga berita menjadi kurang berkualitas.
“Banyak wartawan menulis berita karena mau mengejar deadline bukan karena hati nurani sehingga meninggalkan nilai berita dan kesannya tergesa-gesa,” jelasnya.
Menurutnya, semakin berkembangnya media online di dunia, semakin membuat para wartawan menulis tanpa menggunakan hati nurani. Padahal, katanya apabila menulis dengan menggunakan hati nurani hasilnya akan lebih baik. “Jadi menulislah dengan pakai rasa jangan tanpa rasa,” terangnya.
Selain itu, dalam acara yang dihadiri oleh berbagai mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia itu, Ia juga memberikan materi sembilan elemen jurnalistik yaitu kebenaran jurnalistik, loyalitas, verifikasi data, indepedensi, memantau kekuasaan, ruang publik, memikat relevan, komprehensip, dan hati nurani.
Ia juga berharap kepada wartawan pers mahasiswa ketika menulis berita harus membaca kode etik jurnalistik. “Awal jadi wartawan itu harus tau kode etik jurnalistik karena itu merupakan dasar bagi wartawan ketika berkecimpung di dunia jurnalis,” paparnya.[]
Related posts
» Rekapitulasi Suara Pemira, Chaldun Unggul 4.132 Suara
» Samsul Rizal Sebut Sisa Dana JPD Ada di Rekening 152
» Sejumlah Saksi Keberatan dengan 12 Suara Nihil di FKIP
» Sidang Korupsi Unsyiah, Kesaksian Samsul Rizal Ditunda Hingga Esok
» 12 Surat Suara ‘Siluman’ Muncul, Kotak Suara diamankan Polisi
» Di FKIP, Perhitungan Surat Suara Nyaris Ricuh