Mohammad Adzannie Bessania | DETaK
Aceh Besar – Minimnya pengetahuan masyarakat Aceh mengenai pentingya keselamatan terumbu karang menggerakkan Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM PA) Barracuda Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala (FMIPA Unsyiah) mengadakan acara “Sosialisasi Terumbu Karang” di Desa Lam Nga, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Acara ini diadakan selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu, 8 dan 9 April 2017, dalam rangka memperingati hari Nelayan Nasional yang jatuh pada tanggal 6 April. Selain sosialisasi mengenai pentingnya terumbu karang yang berlangsung hari di hari Sabtu, terdapat pula lomba menggambar dan mewarnai bagi siswa Sekolah Dasar dan penanaman pohon di sekitar desa yang berlangsung di hari Minggu.
Sosialisasi ini diisi oleh pemateri dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan (FKP), Maria Ulfa, yang juga merupakan perintis Ocean Diving Club (ODC) Unsyiah.
Imam Rizqi Jamalullail, selaku ketua panitia mengatakan alasan dipilihnya Desa Lam Nga sebagai tempat sosialsasi karena desa tersebut merupakan desa yang sebagian besar masyarakatnya berpenghasilan sebagai nelayan. Selain itu, alasan dipilihnya terumbu karang sebagai topik utama karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui potensi terumbu karang di Aceh sehingga banyak terumbu karang yang dihancurkan.
“Aceh merupakan daerah yang memiliki banyak nelayan. Keselamatan terumbu karang dan ekosistem daerah perairan di Aceh sangat penting. Kita tahu bahwa terumbu karang merupakan tempat tinggal hewan-hewan laut dan sebagai penghias yang bisa mendongkrak pariwisata suatu daerah. Masalahnya, apabila mereka dihancurkan, butuh waktu yang lama untuk memulihkannya lagi, yaitu lebih dari 10 tahun,” ujarnya disela-sela acara. Sabtu, 8 April 2017.
Disamping itu, Ketua Umum UKM-PA Barracuda, Arian Dwi, berharap bahwa acara sosialisasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan menambah kepedulian masyarakat mengenai pentingnya pelestarian terumbu karang.
“Harapan saya adalah semoga timbul sifat peduli terhadap terumbu karang, jangan memakai bom atau pukat harimau ketika menangkap ikan karena akan mengancam keberadaan terumbu karang,” tuturnya.
Disisi lain, acara ini juga berdampak positif bagi masyarakat Desa Lamnga, salah satunya Zakiyah. Menurutnya, kini masyarakat dan nelayan sudah memahami bagaimana cara menjaga laut, terumbu karang, dan ekosistem ikan.
“Dengan adanya penjelasan mengenai sosialisasi tadi, pihak desa dan masyarakat nelayan sudah tau bagaimana cara menjaga laut, terumbu karang, dan menjaga ekosistem ikan. Banyak manfaatnya karena ini kan daerah pesisir, jadi kebanyakan disini (masyarakat bekerja sebagai) nelayan. Ada nelayan laut lepas, ada nelayan pukat. Kehidupan masyarakat tergantung sama ikan karena setiap hari ikan dibutuhkan,” jelasnya.[]
Editor: Mutia Dara Authari