Darussalam – Pertandingan semifinal bola Basket Putra Pekan Olahraga Nasional Mahasiswa (POMNAS) XIV 2015 mempertemukan DKI Jakarta dan Papua. Pertandingan ini berlangsung di Gedung Gelanggang Mahasiswa Prof A. Madjid Ibarahim Unsyiah, Banda Aceh, Kamis sore, 19 November 2015.
Pertandingan kali ini disaksikan dan dimeriahkan ribuan penonton hadir memadati kursi tribun penonton lapangan tersebut. Ada yang berbeda dengan pertandingan ini, meski Papua “terseok” dalam perolehan poin, namun nama Papua bergemuruh di dalam lapangan.
“Papua, Papua, Papua, Papua,” sorak penonton serentak dengan riuh.
Suara dukungan itu datang dari penonton yang notabene adalah orang Aceh. Namun, meraka dengan antusias mendukung tim yang datang dari ujung Timur Indonesia itu.
Meski di luar lapangan hujan mengguyur kawasan Darusssalam, tak sedikit pun menyurutkan niat penonton untuk menyaksikan pertandingan dan penonton pun terus berdatangan. Bahkan, kursi penonton tak mampu menmpung penonton.
Setelah wasit meniup pluit tanda dimulainya pertandingan, jual beli serang pun langsung terjadi. pada pertama ini, DKI Jakarta mengguli Papua dengan skor 23-8. Pada ini, anak-anak DKI lebih menguasai dan mendominasi permainan,
Mereka mengandalkan kecepatan dan variasi serang untuk meraih pundi-pundi poin. Namun, anak-anak Papua tak mau menyerah begitu saja. Mereka juga sekali-kali melancarkan serangan dengan dengan cepat. Sontak menarik perhatian dan antusias penonton dan seisi gedung kembali bergemuruh dengan nama Papua. “Hoo, hoo…Papua, Papua, Papua,” ucap penonton lagi.
Tak jauh berbeda pada pertama, di kedua DKI Jakarta masih unggul dengan skor 46-27. Begitu juga dengan quarter tiga, dengan perolehan skor 68-42.
Pertandingan ini berlangsung seru, kedua tim tampak jual beli serang dengan berbagai variasi dan kombinasi. Namun, pil pahit harus ditelan Papua, meraka harus mengakaui kemenangan tim ibu kota Indonesia ini dengan skor akhir 91-56.
Pada pertandingan sebelumnya, tim DKI Jakarta berhasil menumbangkan tim Jawa Timur di perempat final dengan skor 105-64.[]
Editor: Riska Iwantoni
