Pesan Miliuner Dunia untuk Para Sarjana
Siaran Pers | DETaK
Setiap tahun, jutaan orang lulus pendidikan tinggi dan melangkah menuju ‘dunia nyata’. Beberapa dari mereka mendapatkan pekerjaan, beberapa mungkin tidak. Tetapi, para fresh graduate ini menaruh harapan pada masa depan mereka.
Seiring langkah mereka di luar kenyamanan kampus, saran siapa yang harus mereka ikuti? Pelajaran apa yang harus mereka perhatikan dalam perjalanan mengenai kemandirian ini?
Buat kamu para fresh graduate, simak beberapa pesan para miliuner dunia yang membangun kerajaan bisnis mereka dari nol. Para miliuner dunia ini sering memberikan pidato pada upacara wisuda di berbagai kampus Amerika.
Steve Jobs: Jalani setiap hari seperti itu adalah hari terakhirmu.
Pada upacara wisuda di Stanford University, 2005 lalu, pendiri raksasa komputer Macintosh ini bercerita, ketika berumur 17 tahun, dia membaca kalimat yang bunyinya kurang lebih, “Jika kamu menjalani hari-harimu seperti itu adalah hari terakhir, suatu hari kamu akan mengalami hal itu.”
Kalimat tersebut memberi kesan begitu dalam untuk Jobs. Setiap pagi, Jobs pun selalu bertanya pada dirinya sendiri di depan cermin selama 33 tahun terakhir, “Jika hari ini adalah hari terakhir dalam hidupku, akankah aku melakukan apa yang ingin kulakukan hari ini?”
Jobs yang wafat akhir tahun lalu itu menuturkan, “Ketika jawabannya adalah “tidak” dalam beberapa hari, maka saya tahu ada yang harus saya ubah,” kata Jobs, seperti
dilansir Forbes, Kamis (10/5/2012).
Bill Gates: Mereka yang banyak diberi, banyak juga yang diharapkan.
Di hadapan para lulusan Harvard University, 2007 lalu, Gates bernostalgia tentang ibunya yang sangat bangga ketika dia menjadi mahasiswa Harvard. “Ibu selalu mendorong saya untuk melakukan sesuatu yang lebih dari yang lain,” kata Gates.
Dia melanjutkan, beberapa hari sebelum pernikahannya, sang ibu menggelar pesta. Ketika itu, sang ibu membacakan surat yang ditulisnya untuk Melinda, istri Gates. Ibu Gates sendiri saat itu sedang sakit parah karena kanker, tetapi dia melihat kesempatan untuk menyampaikan pesannya tersebut. “Pada akhir surat, ibu saya berkata, ‘Mereka yang banyak diberi, banyak juga yang diharapkan.’”
Oprah Winfrey: Kita semua membutuhkan perubahan (makeover) tiap waktu.
Ratu talkshow ini menyampaikan pidato pada upacara wisuda di Duke University, 2009 lalu. Menurut Oprah, orang-orang suka melakukan perubahan fisik (makeover) karena hasilnya selalu menakjubkan. “Tetapi saya suka melakukannya karena kemungkinan perubahan yang kita alami membuat penampilan kita lebih baik orang lain. Kita juga ingin mengubah apa yang dirasakan seseorang tentang dirinya sendiri,” kata Oprah.
Oprah mengilustrasikan, timnya pernah melakukan makeover pada seorang gelandangan yang memiliki janggut sangat panjang hingga hampir menyentuh tanah. Menurut Oprah, pria itu terlihat seperti tengah bersembunyi di balik janggutnya. Ketika make over selesai, si gelandangan berujar, “Saya merasa hidup kembali.”
Oprah juga menjelaskan, make over itu membuat sang pria mampu melihat dirinya dengan cara yang pernah dia lupakan. Menurut Oprah, kita semua membutuhkan perubahan dari waktu ke waktu dalam hidup kita.
“Dan bagi kalian yang baru lulus, jika kalian mampu melihat kemungkinan mengubah hidup, yakni melihat kamu akan menjadi sosok seperti apa, bukan hanya siapa kamu saat ini, maka kamu akan mendulang sukses besar,” ujar Oprah.
Michael Dell: Jangan pernah menjadi mahasiswa paling pintar di kelas.
Pendiri perusahaan komputer Dell ini menyarankan agar kita tidak menjadi orang paling pintar di kelas. Dan jika kamu adalah orang paling pintar di kelas, ajaklah orang-orang lebih pintar, atau pindah kelas.
Dell, yang berbicara di wisuda University of Texas, 2003 lalu, mengimbuhkan, dalam lingkaran profesional hal ini disebut networking, dalam organisasi dikenal sebagai pembentukan tim.
“Dan di dalam kehidupan, hal ini kita sebut keluarga, teman, dan komunitas. Kita semua adalah hadiah bagi satu sama lain, dan pertumbuhan saya sebagai pemimpin menunjukkan bahwa berbagai pengalaman berharga berasal dari banyak hubungan seperti itu,” kata Dell.
Michael Bloomberg: Jangan jatuh terlalu lama.
Pemilik raksasa media Bloomberg ini memulai pekerjaan pertamanya setelah lulus di Wall Street. Pekerjaan tersebut ditekuni Bloomberg selama 15 tahun. Menurut Bloomberg, kariernya di Wall Street merupakan perjalanan yang menyenangkan, dan penuh dengan penghargaan dari para atasannya. Semua orang mencintainya, hingga akhirnya mereka memecat Bloomberg.
“Tetapi saya tetap optimistis, karena bagi saya, kebahagiaan adalah selalu berusaha mengalahkan rintangan. Jadi, setelah saya dipecat, besoknya saya langsung mendirikan perusahaan baru,” kata Bloomberg di hadapan wisudawan Tufts University, 2007 lalu.
Mark Zuckerberg: Akan lebih mudah jika kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai.
Miliuner muda pemilik Facebook ini mengisi pidato wisuda Belle Haven Community School di Menlo Park, California, tahun lalu. Dia memaparkan ilustrasi pekerjaan idaman dengan sebuah analogi.
Jika kita pulang ke rumah dan mendapati makanan yang tidak enak, kita harus memaksakan diri memakan makanan tersebut. Tetapi jika kita memainkan sebuah game, sesulit apa pun game itu, jika kita menyukainya, maka kita akan memiliki kekuatan menyelesaikan semua stagenya.
“Jika kamu benar-benar melakukan sesuatu yang kamu sukai, maka hal itu akan lebih mudah dan membuatmu memiliki lebih banyak tujuan yang ingin dicapai,” kata Zuckerberg.
JK Rowling: Kegagalan dapat menjadi fondasi sukses.
Di hadapan lulusan Harvard University, 2008 lalu, Rowling menekankan perlunya kegagalan. Menurut pencipta Harry Potter ini, kegagalan berarti kesempatan untuk melucuti hal-hal yang tidak penting. Rowling menuturkan, dia tidak lagi berpura-pura menjadi orang lain dan mulai mengarahkan semua energinya untuk menyelesaikan pekerjaan yang berarti baginya.
Rowling menilai, jika dia sukses dalam hal lainnya, dia mungkin tidak akan pernah menemukan kegigihan untuk sukses dalam area yang dia percaya mampu dia tekuni.
“Saya dibebaskan karena menyadari ketakutan terbesar saya dan masih hidup karenanya. Saya juga masih memiliki anak perempuan yang sangat saya cintai,” ujarnya.[]
Sumber: kampus.okezone.com
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=5108