Beda Mahasiswa Sekarang dengan Orde Baru
DETaK | Banda Aceh - Popularitas instan menjadi salah satu faktor bedanya mahasiswa sekarang dengan mahasiswa zaman orde baru yang tak henti mendapatkan represi dari penguasa pada masa itu. Hal tersebut disampaikan Zahratul Idami, salah seorang dosen Fakultas Hukum (FH) saat diskusi publik di Kantin FH Unsyiah, Banda Aceh, Selasa (4/10/2011).
“Ketika kita mendengar kata ‘mahasiswa orde baru,’ maka kita menemukan segerombolan pemuda intelektual yang bersatu untuk merobohkan satu rezim yang menindas rakyat. Tidak ada perbedan saat itu antara kulit hitam dan kulit putih, yang ada bersatu demi satu tujuan,” tuturya lantang.
Menurutnya, mahasiswa saat ini lebih senang dengan gemerlap hidupnya ketimbang memikirkan orang di sekelilingnya. Begitu pula para aktivis. Mereka senang membanggakan organisasi dan komunitasnya. Selain itu, mereka kini telah terpisah dalam kotak–kotak kepentingan masing-masing.
Namun ada pula sebagian aktivis yang oportunis. Mereka kerap ditemui di sekitar kita dan ini menjadi salah satu tembok penghalang bersatunya kembali kaum intelektual dalam pembangunan bangsa, minimal bagi kampusnya sendiri.
Zahratul juga mengakui banyaknya oraganisasi yang ada sekarang dimotori oleh pihak tertentu untuk kepentingan personal atau kelompok. Organisasi seperti itu tidak murni membela rakyat.
Ia berharap mahasiswa yang ada sekarang harus mengikuti hati nuraninya. “Karena hati nurani yang belum ternoda akan mengarahkan mahasiswa ke jalan yang lebih baik,” tutupnya. [RH]
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=2905