Mengejar Mimpi di Virginia Tech
Sabtu sore itu (11/6/2011), sekitar pukul 17.00 WIB. Kami sedang mengikuti diskusi tentang lingkungan di belakang Gedung Academy Activity Centre (AAC) Dayan Dawood yang merupakan agenda mingguan English Club. Kawan–kawan yang ikut serta, wajib menggunakan kosakata dalam bahasa inggris untuk berdiskusi. Dalam diskusi tersebut, tema yang diangkat adalah tentang kebersihan lingkungan. Hal ini mengingat bulan Juni merupakan Bulan Lingkungan Hidup yang diperingati setiap 5 Juni.
Tentu sangat tepat pembahasan itu diperbincangkan untuk lebih mendalami masalah perkembangan kebersihan lingkungan saat ini. Seorang mahasiswi prodi psikologi menjadi fasilitator dalam diskusi bahasa Inggris sore itu.
Suatu hal yang menjadi kebanggaan bila kita mengenal sosok gadis manis dan lihai dalam bertutur bahasa Inggris ini. Khatijatusshalihah, itu namanya. Ia merupakan salah satu mahasiswi Fakultas Kedokteran program studi Psikologi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Sekarang ia menduduki semester VI (enam), tepatnya angkatan 2008. Di umurnya yang masih belia ini, kecakapannnya berinteraksi dalam bahasa Inggris menjadi motivasi bagi orang lain untuk berkomunikasi bahasa asing walau hanya sekedar berbicara santai dengannya.
Gadis yang akrab dipanggil Shelly ini tampaknya sangat semangat dalam mengisi diskusi. Dengan kecakapan bahasa Inggrisnya, gadis yang lahir di kota Langsa, 18 Juni 1991 silam sangat senang berbagi ilmu dan pengalaman dengan kawan-kawannya untuk sama-sama belajar.
Satu hal yang membuat orang-orang berdecak kagum dan merasa bangga dengannya adalah prestasi yang diraihnya selama ini. Selain prestasi akademik yang menonjol, ia juga baru saja pulang dari Virginia Polytechnic Institute and State University atau Virginia Tech, Virginia, Amerika Serikat. Ia mendapatkan beasiswa Indonesia English Language Study Program (IELSP) gelombang ke-8.
IELSP merupakan program beasiswa yang menawarkan kesempatan untuk belajar di universitas-universitas terkemuka di Amerika Serikat selama 8 (delapan) minggu. Beasiswa tersebut diberikan untuk 72 mahasiswa se-Indonesia, dan ia adalah salah satu perwakilan dari Aceh dari Unsyiah, selain juga salah satu kawannya, Zamzami dari jurusan Tadris Inggris (TEN) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry.
Program belajar yang didapatkannya di sana, selain belajar bahasa Inggris Amerika (American English), juga belajar tentang kebudayaan orang-orang Amerika dan budaya-budaya dari negara-negara lain. Mereka saling bertukar pengetahuan kebudayaan atau culture change. Ia menjelaskan bahwa kebudayaan amerika sangatlah disiplin dengan waktu, memiliki wawasan dan pola pikir yang meluas dan pergaulan mereka yang universal.
Ia mengaku mulai tertarik belajar bahasa Inggris mulai dari kecilnya saat masih di Sekolah Dasar (SD), yakni dimulai dengan suka berpergian atau travelling dengan mencari tempat-tempat les bahasa Inggris. “Dengan belajar bahasa Inggris, kita dapat mengasah pengetahuan dan wawasan kita lebih luas, dan tentunya memudahkan kita dalam berinteraksi dan bergaul,” jelasnya.
Selain belajar bahasa Inggris untuk memperluas jaringan sosialnya, Shelly juga punya aktivitas lain. Ia juga aktif bergelut di beberapa organisasi, di antaranya Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran (BEM FK) Unsyiah, Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Langsa (Himapalsa), Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Aceh Institute dan organisasi lainnya. “Semua impian bisa kita capai, yang penting keep spirit! (jangan menyerah! -red)” tutupnya seraya tersenyum. [Zuryati]
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=2515