Beranda Cerpen Ular Yang Terbunuh Oleh Mesin Gergaji

Ular Yang Terbunuh Oleh Mesin Gergaji

(Ist.)

Arie Mawardi |DETaK

Waktu itu tepatnya di hari kamis dan sedang turun hujan yang sangat deras, jam menunjukkan pukul 09.00 WIB. Dimana aku sedang duduk di depan pintu menunggu hujan berhenti karena pukul 09.50 WIB aku harus masuk mata kuliah Teori Komunikasi, di mana dosen mata kuliah tersebut terkenal sangat garang, tegas, dan tidak menerima toleransi apapun ketika mahasiswanya telat.

Waktu telah menunjukkan 09.20 WIB, namun hujan tak kunjung reda. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap pergi mengenakan jas hujan, karena jarak antara kos dan kampus-ku memakan waktu 15 menit, bahkan terkadang jika macet bisa 20 menit atau bahkan lebih.

Ketika di tengah perjalanan, aku menjumpai teman-ku yang bernama Syafrizal. Dia adalah teman satu kelas-ku dan kebetulan kami masuk di mata kuliah yang sama, yaitu Teori Komunikasi. Aku langsung menghentikan sepeda motorku dan aku lihat dia sedang mengotak-atik mesin sepeda motornya.

“Kenapa zal?,” tanyaku menghampiri

“Ehh Arie, bantuin ini, motor aku mogok, tiba-tiba mati,” jawabnya. Tanpa membuang-buang waktu aku langsung membantu mendorong motornya di bengkel terdekat dan dia pun aku ajak untuk pergi bareng, sementara sepeda motornya sedang di perbaiki.

Setelah kami sampai di kampus, jam telah menunjukkan pukul 09.52 WIB. Kami langsung berlari ke atas di lantai 2 agar tidak telat. Namun, setelah kami berada di depan kelas ternyata Dosen sudah berada dalam kelas, kemudian kami meminta izin untuk masuk, meminta maaf dan menjelaskan mengapa kami telat. Namun, dosen tetap tidak memberikan toleransi kepada kami dengan alasan kami tidak bisa displin waktu dan menganggap sepele mata kuliah yang diajarkannya. Dengan sopan dia menyuruh kami untuk keluar kelas.

Akhirnya, kami berdua pun tak dapat mengikuti mata kuliah tersebut dikarenakan telat 4 menit. Safrizal meminta maaf kepada-ku karena gara-gara membantu mendorong motornya waktu kami habis terbuang. Aku mengatakan “Tak apa, mukin lain kali kita jangan mengulanginya lagi, jadikan pelajaran saja,”

Akhirnya kami memutuskan untuk pergi di taman dekat Tugu kampus untuk meminum sup buah, kebetulan hujan juga sudah berhenti. Ketika kami sedang santai menikmati sup buah sambil melupakan kekesalan kami karena tak dapat masuk tiba-tiba datang seorang lelaki paruh baya, mukin aku taksir umurnya sekitar 60 tahun. Dia duduk tepat di depan kami sambil memesan es kelapa muda, tak lama dia pun memulai pembicaraan.

“Kalian mahasiswa?,” tanya bapak itu kepada kami berdua

“Iya pak benar,” jawabku dan safrizal ikut mengangguk.

“Apakah kalian tidak masuk kuliah?,” tanya Bapak tua kembali. Lalu, kami menceritakan semua yang kami alami kepada bapak itu. Ternyata dia adalah seorang dosen, dimana dia sedang beristirahat setelah keluar dari kantornya. Bapak itu mendengarkan semua cerita kami dengan sangat menyimak dan kamipun merasa nyaman ngobrol dengannya.

Tak lama, bapak itu menceritakan sebuah cerita singkat kepada kami, begini singkatnya:

 Ada suatu gudang yang sangat gelap dan tidak terawat, tak ada cahaya sedikit pun, dan ketika malam hari ada seekor ular yang masuk ke dalam gudang tersebut. Ular tersebut sangat besar dan ketika dia masuk ke dalam gudang itu ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya, namun ular itu tidak dapat mengetahui di karenakan keadaan yang gelap, lalu ular itu mencoba melawannya dengan cara melilit, tetapi tubuhnya makin merasakan sakit yang amat sangat, ular itu kembali melawannya dengan cara melilit sekuat mukin sesuatu yang mengenai tubuhnya sampai akhirnya pagi pun tiba. Ketika sudah pagi, seseorang yang memiliki gudang tersebut membukanya dan kaget karena menemukan seekor ular yang mati dengan darah yang sangat banyak, tubuhnya pun hancur tergores. Ternyata yang dililit oleh ular tersebut adalah mesin gergaji di mana ujung pisaunya sangat tajam. Itulah mengapa ular tersebut mati dengan keadaan demikian.

Itulah cerita yang di paparkan oleh bapak tadi kepada kami berdua, dimana dia mengatakan makna dari itu semua ialah ular tersebut diibaratkan adalah kalian Mahasiswa, sedangkan mesin gergaji itu adalah di ibaratkan seorang Dosen, ikutin saja aturan yang telah diterapkan oleh dosen, jangan kalian melawan dan membantahnya, karena percuma saja kalian hanya akan semakin sulit untuk mendapatkan nilai dan sukses dalam kuliah. Selama apa yang diterapkan dan disampaikan oleh dosen masih berpengaruh positif maka ikutin saja, maka dengan begitu dosen juga akan tidak akan mempersulit kalian, sebab dia lebih memiliki jabatan yang lebih tinggi dibanding kalian.

Dari cerita bapak tersebut, sangat banyak ilmu yang dapat kami peroleh, walaupun kami berdua tidak dapat masuk kuliah karena telat karena sepeda motor safrizal yang mogok. Namun, ilmu tidak harus kita peroleh di kelas saja, tetapi bisa dimana saja bahkan siapun bisa kita jadikan sebagai guru selagi itu semua dapat memberikan pengaruh yang positif dan baik untuk kita.

Editor: Maisyarah Rita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here