Beranda Siaran Pers Siap Dapatkan Sertifikasi, Pustakawan Unsyiah Dibekali Dasar PR

Siap Dapatkan Sertifikasi, Pustakawan Unsyiah Dibekali Dasar PR

BERBAGI
Putri Wahyuni, saat menjadi pembicara tunggal di acara pembekalan Pustakawan Unsyiah. (Dok. Pustaka Unsyiah)

Siaran Pers | DETaK

Putri Wahyuni, saat menjadi pembicara tunggal di acara pembekalan Pustakawan Unsyiah. (Dok. Pustaka Unsyiah)
Putri Wahyuni, saat menjadi pembicara tunggal di acara pembekalan Pustakawan Unsyiah. (Dok. Pustaka Unsyiah)

Darussalam – UPT. Perpustakaan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dalam persiapan sertifikasi ISO 9001:2008 bekali para Pustakawan dengan pengenalan dasar Public Relations (PR), Selasa, 14 April 2015.

Kegiatan yang dibuka oleh Kepala Perpustakaan Unsyiah, Taufiq Abdul Gani, mengatakan hal tersebut dilakukan dalam rangka persiapan untuk mendapatkan Sertifikasi ISO 9001:2008, dan juga peningkatan mutu pelayanan secara umum.

Iklan Souvenir DETaK

“Saat ini orang bukan cuma mengharapkan produk dan jasa, tapi lebih dari itu, yaitu hubungan, cerita yang dapat menghasilkan kejutan dan keajaiban setelah menikmati produk dan jasa tersebut.” Katanya dalam sambutannya.

Putri Wahyuni, Dosen Komunikasi FISIP Unsyiah yang menjadi pembicara tunggal pada kegiatan ini menjelaskan tentang fungsi, tujuan dan ruang lingkup dan alat-alat PR dalam hubungannya dengan Perpustakaan. Ia menekankan pentingnya Pustakawan menguasai teknik komunikasi verbal dan non verbal dalam berhubungan dengan Pemustaka.

Dari sisi tata-kelola dan alat-alat PR, Putri yang sebelumnya adalah alumni Prodi Komunikasi FISIP Unsyiah angkatan 2007 melihat adanya perkembangan pesat dari Perpustakaan Unsyiah dibanding era-nya semasa menjadi mahasiswa.

“Saat ini sudah banyak praktik PR yang diterapkan seperti pemberian award terhadap dosen dan mahasiswa, mahasiswa volunteering, gathering dan penggunaan sosial media untuk informasi. Namun demikian perlu dipikirkan penambahan satu unit khusus dalam Tata Kelola Perpustakaan yang menangani PR termasuk survey kepuasan, pengelolaan house journal dan hubungan media,” jelasnya.

Dalam sesi tanya jawab dan diskusi terungkap beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Pustakawan Unsyiah dalam berhubungan dengan Pemustaka yang sebagian besar adalah mahasiswa. Banyak terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi yang seharusnya tidak perlu, yang terkadang menimbulkan persepsi negatif antara kedua pihak.

“Pustakawan harus jeli melakukan pengamatan kadang ada Pemustaka yang enggan untuk dibantu, ingin menyelesaikan masalahnya sendiri. Namun demikian aturan dan norma harus tetap ditegakkan dengan bahasa dan gerak tubuk yang baik dan sopan,” ujar Putri, menjawab pertanyaan Pustakawan.

Satu hal lain yang dibahas adalah pengembalian citra dan kepercayaan terhadap Perpustakaan terutama dalam hal penyediaan koleksi yang relevan dengan kurikulum atau buku yang dipergunakan dosen.[]

Editor: Riska Iwantoni