Beranda Opini Ketika BEM dan Gubernur se-Sumatera Konsolidasi, Ada Apa dengan Sumatera?

Ketika BEM dan Gubernur se-Sumatera Konsolidasi, Ada Apa dengan Sumatera?

BERBAGI
Ilustrasi (Sumber: Google)

Oleh Hasrizal

Ilustrasi (Sumber: Google)
Ilustrasi (Sumber: Google)

Mengawali Mei Tahun 2015 ini, merupakan langkah awal bagi masyarakat sumatera dalam mengawal pembangunan dan perkembangan pulau sumatera. 1-3 Mei 2015 belasan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sumatera melakukan konsolidasi dalam rangka kongres mahasiswa se-Sumatera yang dilaksanakan di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kongres mahasiswa Sumatera dengan tajuk “Revolusi Sumatera Untuk Indonesia Baru” menghasilkan berbagai rekomendasi penting terkait dengan kondisi perekonomian, Nasionalisasi Aset, Penegakan hukum indonesia dan yang terpenting pemerataan pembagunan yang masih belum merata khususnya pembangunan di pulau sumatera. Di akhir kongres, mahasiswa ynag tergabung dalam BEM Se-Sumatera melakukan deklarasi pergerakan Bersama dalam mengawal Kepemimpinan Indonesia dan pembagunan Sumatera dari titik nol kilometer Indonesia di Pulau Weh Sabang.

Iklan Souvenir DETaK

Selang beberapa hari kemudian, Gubernur se-Sumatera melakukan Koordinasi yang juga dilaksanakan di Aceh yang dijadwalkan berlangsung mulai hari selasa 12 Mei 2015 tepatnya di Banda Aceh. Menurut kepala Bapeda Aceh, Prof. Dr. Abu Bakar Karim MS mengatakan bahwa rakor Gubernur se-Sumatera yang dilaksanakan di Aceh harus memberikan manfaat bagi rakyat di pulau Sumatera. Aceh sendiri menurutnya akan tetap membawa isu penguatan pembagunan infrastruktur antar provinsi, pengembangan pelabuhan laut, sumberdaya alam, dll.

Tanpa direncanakan dan tanpa melakukan koordinasi sebelumnya, pelaksanaan konsolidasi baik BEM dan Gubernur se Sumatera ini dilaksanakan dalam waktu yang berdekatan di kota yang sama. Para pemimpin itu baik gubernur maupun ketua BEM Se-Sumatera memiliki ide dan pemahaman yang sama terhadap permasalahan yang ada di pulau sumatera saat ini. Berbagai rekomendasi yang di harapakan juga demi pembangunan dan perkembangan masayarakat pulau sumatera.

Gubernur dan mahasiswa yang memiliki peran strategis. Gubernur sebagai pihak pengambil kebijakan di Daerah dan Mahasiswa sebagai penyeimbang pemerintahan memang seharusnya bertindak sebagai garda terdepan dalam momentum perjuangan bangsa. Derap langkah gubernur dan mahasiswa dalam mengawal perjuangan dan pemangunan bangsa berlandaskan semangat idealisme yang terkolaborasi.

Permasalahan pemeratan pembagunan di pulau sumatera memang merupakan permasalahan serius. Janji presiden jokowi terkait masyarakat sumatera memang sepatutnya direalisasikan terkait pembangunan jalan nasional Trans Sumatera maupun janji jokowi terkait pembangun Tol laut dari ujung Sumatera hingga Papua. Oleh sebab itu di butuhkan kerjasama dan keinginan yang kuat bagi setiap pihak dalam mengawal pembangunan dan perkembangan pulau sumatera untuk sumatera yang lebih baik.[]

Penulis adalah Hasrizal, mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah, Menteri Polhukam BEM Unsyiah 2015/2016, Delegasi Kongres mahasiswa Sumatera 2015.

Editor: Riska Iwantoni