Mahasiswa Unsyiah Diberi Pembekalan Penanggulangan Korupsi
Akhir-akhir ini pembicaraan tentang korupsi semakin meningkat dan menyita perhatian masyarakat, lebih-lebih dengan terungkapnya kasus Bank Century, kemudian diikuti dengan kasus Gayus Halomoan Tambunan terkait dengan permasalahan pajak yang tidak saja melibatkan para penyidik, jaksa, hakim dan advokat (pengacara) tetapi petugas rumah tahanan tempat terdakwa gayus ditahan terkena juga imbasnya. Hukuman mati tidak menjamin turunnya tingkat korupsi. Sebut saja China yang memberlakukan hukuman mati bagi orang yang melakukan korupsi, bukan semakin berkurang tapi lebih banyak. Hal ini berbeda dengan Swedia yang tidak memberlakukan hukuman mati tapi tingkat korupsi rendah.
Hal ini diungkapkan Jaksa agung muda pengawasan RI Dr. Marwan Effendy, S.H., M.H. ketika memberikan kuliah umum dengan tema “Penanggulangan Korupsi Secara Integral dan Sistemik” kepada mahasiswa Universitas Syiah Kuala di gedung Lab School, Banda Aceh (23/12). Kuliah tersebut diikuti oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dan Fakultas Hukum Unsyiah.
”Untuk saat ini, korupsi tidak bisa dibasmi habis tapi untuk meminimalisir tingkat korupsi bisa” ujar akmal (19) salah satu mahasiswa yang mengikuti kuliah umum.
Susahnya pemberantasan korupsi di Indonesia di karenakan sanksi yang diberikan kepada pelaku hanya sanksi pidana saja. Ini yang membuat efek jera kurang maksimal, Jelas Marwan.Berpijak pada kenyataan ini, maka pandangan yang demikian harus ditinggalkan. Kedepan sambungnya selain tindakan represif, maka tindakan preventif dan restorative harus mendapatkan perhatian yang serius dan diharapkan menjadi langkah yang berkesinambungan, agar dapat membawa dampak perbaikan di masa yang akan datang.
Pernyataan mantan menteri keuangan (Sri mulyani-red) tentang gaji lebih bisa mengurangi terjadinya korupsi, hal ini tidak menjamin berkurangnya korupsi bahkan kantor bea dan cukai pernah diberikan remunirasi namun menjadi sarang empuk bagi koruptor sambungnya.
” itu semua tergantung dengan niat dan peluang yang ada, ada niat tidak ada peluang juga ga bisa”.Ujar Jaksa agung muda pengawasan.
“Let’s eridacate corruptions start from ourself, start from small thing little by little, and start from today” tutupnya di penghujung acara.
(reja)
Short URL: https://detak-unsyiah.com/?p=1731