Beranda Headline Publikasi Ilmiah Unggul se-Sumatera, Unsyiah Optimis Dapat A

Publikasi Ilmiah Unggul se-Sumatera, Unsyiah Optimis Dapat A

BERBAGI

M. Fajarli iqbal | DETaK

Lipsus AKreditasi
Ilustrasi: Unsyiah menuju akreditasi baru. (Masridho Rambey/DETaK)

Darussalam – Salah satu item penilaian akreditasi institusi khususnya di perguruan tinggi adalah jumlah publikasi ilmiah. Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang berdiri sejak 1961 ini mempunyai publikasi ilmiah yang diperhitungkan di tingkat nasional.

Hal ini terbukti dengan keluarnya Unsyiah sebagai publikator karya ilmiah terbesar se-Sumatera dan mengalahkan jumlah publikasi ilmiah Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat yang notabene satu-satunya kampus yang berakreditas A di Sumatra sekarang ini.

Iklan Souvenir DETaK

Hal ini pula yang membuat banyak pihak optimis Unsyiah akan mendapat akreditasi terbaik. Marwan selaku ketua Badan Penjamin Mutu Unsyiah (BJM) mengatakan bahwa Unsyiah punya peluang untuk bisa dapat akreditasi A.

“Kita punya peluang ke arah sana (akreditasi A-red),” tuturnya saat dijumpai tim detakusk.com di kantornya Senin, 18 Mei 2015.

Tak hanya publikasi ilmiah yang unggul, Unsyiah juga memiliki output alumni yang berkualitas yang membuat para asesor kagum saat melakukan visitasi ke Unsyiah.

“Alumni kita sangat mendukung reakreditasi ulang ini, dan tim asesor tidak menyangka bahwa alumni kita ada yang jadi Bupati, ketua parpol, bahkan profesor di Malaysia yang khusus pulang untuk bertemu tim asesor,” ungkap Syahrunnur, ketua Akreditasi Perguruan Tinggi (AIPT) Unsyiah.

Unsyiah yang rencanya akan mendapat akreditasi baru pada tahun ajaran 2015-2016 ini diharapkan banyak pihak mendapat akreditasi terbaik yang berguna bagi seluruh elemen khususnya mahasiswa.

Samsul Rizal yang menjabat sebagai Rektor Unsyiahsaat ini, mengatakan bahwa akan banyak kelebihan jika kampus ini mendapatkan akreditasi A, salah satunya adalah kepercayaan masyarakat akan semakin meningkat.

“Dengan mendapat akreditasi A maka instansi kita akan lebih dipercaya oleh orang lain.” Pungkasnya.[]

Editor: Riska Iwantoni