
Riska Iwantoni | DETaK

Banda Aceh – Masridho Rambey, Layouter Tabloid DETaK, akan mewakili UKM Pers DETaK Unsyiah dalam Pekan Jurnalistik Nasional (PJN) yang diadakan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari, terhitung sejak Jum’at, 23 Mei hingga Rabu 28 Mei mendatang.
Pendelegasian ini dimaksudkan untuk dapat memahami sekaligus dapat mengaplikasikan materi yang diajarkan guna memaksimalkan DETaK dalam kiprahnya sebagai lembaga penerbitan dan penyiaran berita lingkup kampus.
Dalam PJN nanti, delegasi akan dibekali empat materi mengenai jurnalistik dan media pada umumnya. Rangkaian agendanya meliputi workshop fotografi, pelatihan penulisan narasi, workshop pengelolaan website dan pembuatan desain cover.
Masridho mengaku optimis mengikuti pelatihan ini. Sikap itu ia yakini sebagai modal utama keberangkatannya, terlebih ia bertekad untuk menerapkan materi yang diajarkan sepulangnya nanti.
“Mudah-mudahan ilmu yang didapat dalam PJN ini bisa kita terapkan di DETaK, sekaligus berbagi ilmu,” tuturnya sebelum keberangkatan, di Terminal Batoh, Selasa malam, 20 Mei 2014. Menurutnya, pengiriman delegasi ini bukanlah semata-mata untuk perwakilan saja, akan tetapi mempunyai tanggungjawab yang besar atas nama lembaga.
Media itu Kompleks
Pimpinan Umum UKM Pers DETaK Unsyiah, Mulya Rizki Nanda, menilai, kebutuhan untuk dapat menghidupkan sebuah media sangatlah kompleks. Artinya, sebuah media tidak hanya cukup memahami teknik menulis saja.
“Apa yang diangkat menjadi materi dalam PJN Teknokra adalah jawaban atas kompleksitas media pada umumnya,” kata dia, selepas keberangkatan Masridho tadi malam.
Kita menginginkan kepiawaian DETaK memainkan peran dalam segala lini. Sebuah media harus mampu menjawab tantangan pasar selain memaksimalkan fungsinya seperti yang diamanahkan oleh undang-undang. Tuntutan untuk memahami daya jual sebuah produk jurnalisitik berikut dengan kemasannya, seperti cover, tampilan website, maupun gaya penulisan adalah penting untuk diketahui.
Dalam pelatihan ini, saya berharap ada hal baru yang didapat guna memaksimalkan kiprah DETaK sebagai media mahasiswa Unsyiah yang meniti karir sejak 1995 ini, baik itu pada portal berita online maupun cetak.
Selain itu, Murti Ali Lingga, Pimpinan Redaksi DETaK Unsyiah menginginkan delegasi yang mengikuti PJN ini bisa menguasai keempat materi yang diajarkan. “Kita menjanjikan untuk memfasilitasi delegasi sepulangnya dari pelatihan, sayang dong kalau disia-siakan ha-ha-ha,” gelaknya.[]
Editor: Indri Maulina
Apa kabar kawan di Aceh, saya harap sobat sekalian sehat. Sekilas perkenalkan, saya penulis jurnal, bisa dibilang kita sama-sama menulis serta masih belajar mutlaknya. Jadi, disini saya ingin sedikit berkomentar tentang penulisan ini jika diperkenankan.
Hal yang signifikan menggangu adalah penggunaan kata-kata yang tidak tepat, sebenarnya saya mengerti, namun kali ini saya berkomentar menggunakan kacamata orang awam. Kata-kata tersebut membingungkan, antara “sudah terjadi” atau “belum terjadi.” Maaf untuk tidak menyebutkan langsung letak kesalahan kawan penulis, karena sejauh pengetahuan saya, kalian ini adalah LPM bukan? jadi, saya pikir kalian telah dewasa untuk mencari kesalahan sendiri.
Lantas penempatan informasi yang penting dan tidak terlalu perlu sangat tidak beraturan. Tulisan ini berkesan ingin menulis semua hal yang ada di dalam benaknya. Padahal seharusnya disesuaikan dengan konsumsi pembaca. Atau mungkin sekali, saya yang tidak mengerti perbedaan menulis berita dan jurnal? Maka dari itu, jika saya salah, berkenanlah untuk feed-back kembali pada email saya yang terlampir. Bisa juga langsung mengunjungi homepage saya. Dan Selamat Mas Ridho, Semoga sukses di jalan Mas!