
Ula Safriati |DETaK
Darussalam – Kisruh tentang agama yang terjadi di Aceh Singkil belakangan kerap menjadi perbincangan di sejumlah media massa dan media sosial. Kisruh agama ini dinilai menjadi penyebab dari hilangnya nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara di kehidupan lapisan masyarakat Indonesia.
Muhammad Al-Aziz selaku Project Officer mencoba menjawab kisruh agama yang terjadi di Singkil dengan kegiatan Seminar Nasional dengan tema Penataan Sistem Peraturan Perundang-Undangan berdasarkan Pancasila. Ia memandang bahwa kisruh tersebut adalah akibat dari absennya nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa di masyarakat yang beragam.
“Dengan pengamalan Pancasila, konflik-konflik keagamaan seperti yang terjadi di Singkil tidak lagi terulang,” katanya, Jumat, 23 Oktober 2015.
Di lain kesempatan, Direktur ALSA Ade Mulya, ikut menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan bahwa nilai-nilai pancasila telah hilang dari sistem ketatanegaraan di Indonesia. Dalam penyelanggaraan Negara, nilai-nilai pancasila harus menjadi pedoman. “Pancasila sebagai dasar Negara harus menjadi acuan dari setiap ketentuan perundang-undangan,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kegiatan Seminar nasional MPR-RI yang diadakan ALSA LC Unsyiah mengangkat tema Penataan Sistem Peraturan Perundang-Undangan berdasarkan Pancasila. Kegiatan seminar berlangsung di aula Fakultas Hukum Unsyiah, dihadiri oleh M. Nasir Djamil selaku anggota Komisi III DPR-RI. Ia juga turut menjadi pembicara bersama dengan Dekan FH Unsyiah, Faisal A. Rani.[]
Editor: Mulya Rizki Nanda
Comments
comments