Beranda Headline ACT: Sejak Dulu Aceh Sangat Disayang Orang

ACT: Sejak Dulu Aceh Sangat Disayang Orang

BERBAGI
Acara Konser Amal Untuk Somalia ( Novita Sari | DETaK)

 

Mohammad Adzannie Bessania | DETaK

Darussalam – Aceh telah melalui berbagai macam musibah, mulai dari konflik, tsunami, gempa di Takengon, datangnya pengungsi dari Rohingya, sampai gempa di Pidie Jaya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Cabang Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh, Husaini Ismail. Saat memberikan kata sambutan di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah, Jumat 12 Mei 2017.

Iklan Souvenir DETaK

Menurutnya, setiap musibah yang terjadi di Aceh, mulai dari konflik tsunami, orang-orang dengan mudah membantu Aceh. Salah satu negara yang membantu ketika Aceh dilanda musibah adalah Negara Palestina, dimana saat itu hingga kini masih dilanda konflik dengan Negara Israel.

“Kita lihat bagaimana di Jalur Gaza pada saat mereka sedang di bom oleh Israel, tapi rasanya mereka malu kalau tidak membantu Aceh. Kita liat buktinya melalui prasastinya sekarang di Blang Padang,” ujarnya saat memberikan kata sambutan dalam acara Konser Amal Malam Peduli Somalia di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.

Ia mengatakan, ACT telah membangun kembali meunasah dan tiga sekolah yang rubuh akibat gempa yang terjadi di Pidie Jaya dan akan meresmikannya tanggal 20 Mei 2017. Dana pembangunan yang diperoleh ACT sebagian berasal dari masyarakat di luar provinsi Aceh.

“Dana yang kita gunakan untuk membangun itu sebagian besar dari saudara-saudara kita yang berada di luar Aceh, artinya Aceh sejak dulu sangat disayang orang,” katanya.

“Namun hari ini, beberapa negara muslim di Afrika sedang dilanda krisis kelaparan, yaitu Somalia, Nigeria, Yaman, dan Sudan, yang telah memakan banyak korban jiwa. Oleh karena itu, ACT menggagas program yaitu Kapal Kemanusiaan. ACT menargetkan 25 ribu beras didalam kapal tersebut yang akan diberangkatkan langsung ke Somalia,” sambungnya.

Jika kita hitung per kilo, sekitar terdapat 25 juta kilogram. Jika sepuluh persen saja masyarakat Indonesia memberikan satu kilogram per orang, saya rasa masalah selesai. Masyarakat Aceh ada lima juta orang, kalau satu orang memberikan dua kilogram saja maka kita dapat mengumpulkan sepuluh ribu ton. Insya Allah sepuluh ribu ton tersebut akan dikirimkan kesana,” lanjutnya.

Rencananya kapal akan berangkat dari Makassar lalu singgah ke Surabaya, Jakarta, Medan, dan Aceh. Dari Pelabuhan Malahayati di Aceh, kapal akan langsung berangkat ke Somalia.

“Barusan kami mendapat informasi bahwa adanya jaminan dari Samudra Indonesia  bahwa kapal akan singgah di pelabuhan Malahayati, Aceh dan pelabuhan Belawan, Medan. Mudah-mudahan dalam tiga minggu kedepan kami dalam proses dokumen untuk proses berangkatnya kapal ini,” tambahnya.

Beras yang terkumpul dari masyarakat Aceh hingga kini masih ditampung di dalam gudang  di Krueng Cut, Aceh Besar.

“Sampai saat ini, beras yang terkumpul dari masyarakat Aceh berasal dari Meulaboh hingga Aceh Tamiang, sementara kami kumpulkan di Krueng Cut tepatnya di gudang yang diberikan gratis oleh perusahaan dan bisa kita pakai sampai tiga bulan. Jadi, kalau ada yang melihat truk yang masuk kesana, itulah beras yang akan kita kirimkan,” tutupnya.[]

 

Editor: Mutia Dara Authari