Beranda Terkini Tutup Muswil, Wildan: Unsyiah Adalah Kampus Puber

Tutup Muswil, Wildan: Unsyiah Adalah Kampus Puber

BERBAGI
Seluruh delegasi melakukan sesi foto bersama setelah penutupan. (Dok. IKAMABSII)

Eureka Shittanadi | DETaK

Darussalam – Wakil Dekan (WD) III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) secara resmi menutup Musyawarah Wilayah (Muswil) I IKAMABSII regional Sumatera di gedung auditorium lama FKIP Unsyiah pada  Jumat, 25 Maret 2016.

Dalam sambutannya, Wildan selaku WD III menyebut-nyebut Unsyiah sebagai kampus “puber” di depan seluruh delegasi dari beberapa Universitas di Sumatera yang berhadir di acara penutupan tersebut.

Iklan Souvenir DETaK

“Unsyiah itu adalah kampus puber. Puber itu singkatan dari profesional, unggul, dan berkarakter. Karena Unsyiah adalah kampus puber, maka Unsyiah juga akan melahirkan lulusan puber pula,” kata Wildan.

Menurutnya, poin penting dari kata “puber” adalah pada bagian akhirnya, yaitu berkarakter. Apabila seorang lulusan Perguruan Tinggi profesional dan memiliki keunggulan yang luar biasa namun memiliki karakter yang buruk, maka akan sia-sia saja apa yang dimilikinya tersebut.

Salah satu hal yang dapat membentuk karakter adalah dengan berorganisasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan mahasiswa yang positif. Dengan berorganisasi mahasiswa akan dihadapkan dengan berbagai situasi dan berbagai karakter orang yang akan membuatnya dewasa dalam bertindak. Selain itu, ia menuturkan bahwa mahasiswa yang berorganisasi akan memiliki nilai yang lebih dibanding yang tidak berorganisasi.

“Walau muswil ini berakhir pukul 04.30 dini hari, itu sebenarnya merupakan kenikmatan yang luar biasa. Tidak ada mata kuliah yang dapat memberikan pengalaman luar biasa seperti itu,” pungkasnya.

Tidak lupa, ia juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Burhanuddin dari FKIP Bahasa Inggris FKIP Unsyiah menjadi ketua IKAMABSII regional Sumatera. Ia berharap bahwa dengan pencapaian mahasiswa-mahasiswa FKIP Unsyiah seperti ini, akan ada “Wildan” luar biasa yang menggantikannya kelak.

Diakhir sambutannya sebelum menutup musyawarah tersebut secara resmi, ia membacakan sejumlah pantun ciptaannya sebagai bentuk ucapan selamat kepada Burhanuddin.[]

Editor: Riska Iwantoni