Beranda Terkini Peringati Hari Susu Sedunia, HiMPHarsia Adakan Talkshow Gizi Susu

Peringati Hari Susu Sedunia, HiMPHarsia Adakan Talkshow Gizi Susu

Marisa saat memaparkan materi gizi pada susu ternak. 19/05/19 (Missanur Refasesa | DETaK)
loading...

Sri Elmanita S. | DETaK

Darussalam- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Himpunan Mahasiswa Pecinta Hewan Besar dan Ruminansia (HiMPHarsia) kembali merayakan Hari Susu Sedunia yang ke-4 dengan tema “Meningkatkan Gizi Susu Hewan Ternak Perah Melalui Pakan Yang Berkualitas”. Acara ini diadakan di lantai dua Aula Fakultas Kedokteran Hewan pada Minggu, 19 Mei 2019.

Kandungan Nutrisi dan Manfaat Susu­ Bagi Kesehatan menjadi materi pertama yang dipaparkan oleh Marisa, Dokter Spesialis Gizi Klinik sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Unsyiah. Ia mengatakan bahwa mengonsumsi susu merupakan suatu hal yang harus dilakukan karena begitu banyak zat gizi di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dari zat gizi mikro di dalam susu yaitu Vitamin B2, Vitamin B12, Kalsium, dan Sodium.

loading...

“Saat ini prinsip gizi seimbang terus dikampanyekan ulang. Adapun susu termasuk ke dalam bagian protein hewani yang membentuk zat-zat kekebalan tubuh,” ungkapnya saat menyampaikan materi.

Untuk memastikan susu yang dikonsumsi itu halal khususnya bagi umat Muslim menjadi suatu hal yang wajib. Dalam hal ini, pemateri kedua yaitu Fakhrurrazi, Ketua Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MPU Banda Aceh sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Hewan Unsyiah menyampaikan bahwa dengan adanya Rakornas MUI pada 1 November 2018 di Jakarta, Indonesia resmi menghadapi pintu gerbang produk yang halal sejak 17 Oktober 2019.

“Ini menjadi suatu terobosan yang begitu baik untuk memastikan bahwa makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh masyarakat khususnya umat Muslim itu halal,” lanjut Ketua LPPOM Banda Aceh.

Di sisi lain, Nurwahidi selaku pendiri Aceh Farm School, juga hadir memberikan materi tentang Pangan Sapi Perah. Ia mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu penyedia susu terendah. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan konsumsi susu yang masih sulit dipenuhi. Salah satu kendalanya kemungkinan besar karena pengelolaan pangan khususnya ternak sapi yang belum maksimal.

“Peluang untuk membuka usaha sapi perah kedepannya sangat besar. Hal yang perlu diperhatikan pertama sekali dalam membuka usaha itu adalah masalah pangan hewan ternaknya. Karena dengan tercukupinya pangan untuk hewan ternak akan mempermudah proses usaha itu berjalan, dan harus dipahami bahwa tidak ada formulasi pakan ternak yang sama di setiap daerah,” tutup Nurwahidi. []

Editor: Nurul Hasanah