Beranda Terhangat Model United Nations, Simulasi Konferensi PBB dari ALSA

Model United Nations, Simulasi Konferensi PBB dari ALSA

BERBAGI
Simulasi konferensi PBB oleh ALSA di Aula FH Unsyiah. 31/03/2018. (Novita Sary Saputri/ DETaK)

Auliana Rizky | DETaK

Darussalam – Model United Nations yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Asian Law Students’ Association (ALSA) Local Chapter Fakultas Hukum (FH) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dengan bentuk kegiatan simulasi konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membahas isu-isu atau permasalahan dunia dengan peserta sebagai delegasi negara pada Sabtu, 31 Maret 2018 di Aula FH Unsyiah.

Acara ini terbuka untuk umum, baik yang di dalam kampus maupun di luar kampus, dengan fee Rp 25.000. Pemateri diisi oleh Cut Izah Kemala, Rosminianti, dan Maya Permatasari. Sedangkan, delegasi dibagi menjadi dua bidang, yaitu Delegasi Kemanusiaan dan Delegasi Ekonomi Sosial dimana masing-masing delegasi memiliki 25 personel perwakilan negara yang akan membicarakan persepsi di negaranya.

Iklan Souvenir DETaK

Ketua Pelaksana, Raudhatul Jannah dari FH angkatan 2017 menjelaskan bahwa simulasi PBB ini dimaksudkan agar peserta mengetahui bagaimana cara berdiplomasi dan bernegosiasi dalam hubungan internasional dan sebagai persiapan untuk hubungan internasional kedepannya dengan membahas berbagai macam isu internasional.

“Pertama kali ini di Aceh, dan ini untuk umum se-Banda Aceh atau Aceh Besar agar mengerti akan simulasi untuk melakukan ala PBB, jadi mereka tidak terkait bagaimana hanya kuliah saja akan tetapi mereka juga tau cara berdiplomasi, bernegoisasi, dan lain-lain ala hubungan internasional. Dengan ini, orang-orang bisa menambah wawasan tentang isu-isu internasional dan ada persiapan untuk laga-laga internasional untuk kedepannya. Materinya di sini juga membahasa tentang kemiskinan, negoisiasi, ekonomi-sosial, kemanusiaan, diplomasi dan lain-lain,” jelasnya.

Menurut penuturannya, persiapan sudah dilakukan sebulan sebelum acara namun ada beberapa kendala, sehingga jumlah peserta tidak sesuai ekspektasi.

“Persiapan kami sudah sebulan yang lalu sebelum acara. Kami juga sudah mengirimkan surat ke Instansi, ke SMA, dan juga sesama koordinator. Karena ini masih tabu di Aceh dan  belum pernah. Inginnya peserta bertambah lagi daripada hari ini, hanya saja karena ada beberapa kendala, karena kemarin jumat juga libur, jadi peserta pulang kampung,” ungkapnya.

Ia juga berharap acara ini dapat menambah wawasan peserta dan dapat diapliaksikan ke kehidupan mereka nantinya.

“Harapan saya semoga menambah wawasan bagi peserta acara, semoga bisa menambah ilmu yang sebesar-besarnya , bisa menerapkan di kehidupan mereka nantinya dan jangan takut karena tidak bisa bahasa inggris atau sebagainya, yang penting mencoba,” tutupnya.[]

Editor: Fazrina Nabillah