Redaksi detak-unsyiah.com menerima sumbangan tulisan dari mahasiswa atau kalangan umum. Setiap tulisan dapat dikirim ke email [email protected] dengan disertai identitas penulis. Terima Kasih
Oleh Mahfud
Menjadi seorang mahasiswa merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Tidak semua orang bisa merasakan bangku perguruan tinggi. Bukan karena mereka tak ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan, melainkan karena kenyataanyang tak sejalan dengan impian dan harapan. Faktornya sederhana; kemiskinan. Itulah mimpi buruk yang selalu melanda bangsa ini.
Kita yang sekarang berstatus sebagai seorang mahasiswa harus bersyukur kepada Allah SWT, karena ini adalah amanah yang harus kita jalankan dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang mahasiswa, kita harus memahami inti dari mahasiswa itu sendiri. Menjadi mahasiswa bukan hanya untuk mencari popularitas, mendapatkan gelar sarjana, atau untuk memudahkan kita memeroleh pekerjaan. Masih banyak hal dan kewajiban yang harus kita lakukan. Mahasiswa yang sukses bukan hanya dilihat dari nilai yang dia peroleh. Tapi, mereka yang mampu menjadi panutan dalam kehidupan, bisa memberikan contoh dan bisa dijadikan teladan, serta mempunyai dedikasi tinggi untuk menciptakan perubahan.
Di samping itu, seorang mahasiswa dianggap sukses apabila mampu mengkombinasikan antara kecerdasan intelektual, emosional, serta didukung oleh spiritual yang kuat. Karena apabila ketiga aspek tersebut tak terkombinasi dengan baik, maka seorang mahasiswa belum bisa dikategorikan sebagai mahasiswa yang sukses. Misalnya, seorang mahasiswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang luar biasa, tidak ada yang meragukan kecerdasan mahasiswa tersebut. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang diperoleh 4,0 dan selalu menjuarai berbagai kompetisi.
Namun, disisi lain mahasiswa tersebut cacat dalam hal kecerdasan spiritual, seperti tidak tahu sumber-sumber hukum Islam (Quran dan Hadis). Tidak bisa membedakan mana yang dilarang dan diperintahkan dalam Islam karena tumpulnya kecerdasan spiritual.
Jika suatu saat mahasiswa tersebut menjadi seorang pemimpin, maka mahasiswa tersebut hanya menggunakan kecerdasan intelektual dalam hal kepemimpinan tanpa didukung oleh kecerdasan spiritual yang tinggi, sehingga dia cuma memikirkan bagaimana caranya mencari keberhasilan dunia untuk dirinya sendiri, tanpa memikirkan kehidupan akhirat nantinya. Semua cara akan dihalalkan untuk memperoleh keberhasilan dunia, misalnya dengan melakukan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
Sangat disayangkan, orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan namun justru menghancurkan bangsa ini dengan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Berapa banyak koruptor yang lahir dari kalangan mahasiswa. Perbuatan mereka bukan hanya merugikan satu-dua orang, tapi seluruh rakyat Indonesia ikutmerasakan imbasnya. Mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, menikmati hak yang seharusnya menjadi hak orang lain. Apa itu yang dikatakan sebagai orang berpendidikan?
Saat kita kuliah, dosen selalu membimbing dan mengarahkan dan menasihati kita untuk menjadi orang yang baik dan selalu menghargai orang lain. Tri darma perguruan tinggi yang menjadi pedoman mahasiswa untuk menjadi orang yang sukses. Semua itu kita dapatkan pada saat kita menjadi mahasiswa.
Mulai sekarang, kita sebagai mahasiswa harus membuat perubahan. Tumbuhkan prinsip untuk membangun kehidupan yang adil, makmur, dan kaya akan moral. Karena mahasiswa merupakan harapan masyarakat. Dalam pandangan masyarakat, mahasiswa ibarat sebuah lampu penerang yang nantinya akan memberi perubahan dalam kehidupan mereka. Jadi, jangan kita hancurkan impian dan harapan yang mereka amanahkan kepada kita selaku mahasiswa. Karena dari mahasiswa nantinya akan lahir kader-kader bangsa, ilmuwan-ilmuwan, dan tokoh masyzrakat yang semua itu akan jadi pemimpin untuk memimpin bangsa ini.
Boleh saja setiap mahasiswa mempunyai ideologi yang berbeda. Dari perbedaan itulah nantinya akan menciptakan suatu perubahan yang luar biasa. Namun, ideologi tersebut harus mencangkup ketiga aspek yang tadi (kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual) serta sesuai dengan nilai-nilaiIslam. Misalnya, menjadi seorang dokter, dokter yang beriman. Menjadi seorang hakim, hakim yang beriman. Jika konsep tersebut sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah rakyat akan merasakan indahnya kehidupan yang adil, makmur, dan kaya akan moral.[]
Mahfud
Mahasiswa Prodi Budidaya Perairan, Koordinatorat Kelautan dan Perikanan Unsyiah, angkatan 2011.
2012-11-23
menjadi seorang mahasiswa ternyata tidak seindah di film-film. hehee
GPS Tracker