Beranda Headline Unsyiah Raih Peringkat 5 Nasional dalam Sriwijaya Science Debate

Unsyiah Raih Peringkat 5 Nasional dalam Sriwijaya Science Debate

BERBAGI
Tim Perwakilan Unsyiah, Muhammad Rizki Fazrian Danu, Nadya Shifani, M. Aidiel Fitra (dari kiri ke kanan), (Raudhatul Muna [AM]/DETaK)

Raudhatul Muna [AM] | DETaK

Darussalam – Perwakilan mahasiswa Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), meraih peringkat 5 nasional dalam lomba debat nasional Sriwijaya Science Debate yang diadakan oleh Universitas Sriwijaya, 27-31 Oktober 2016 lalu di Universitas Sriwijaya, Indralaya, Sumatera Selatan.

Tim Unsyiah, yang mengikuti lomba yang bertemakan “Karya Anak Bangsa untuk Kemajuan Indonesia” tersebut, terdiri atas tiga orang delegasi, yaitu Nadya Shifani, M. Aidiel Fitra, dan Muhammad Rizki Fazrian Danu.

Iklan Souvenir DETaK

Pada babak penyisihan, tim perwakilan Unsyiah berkesempatan melawan tim dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau hingga berhasil lolos ke babak semi final, kemudian melawan tim dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun, kedua tim ini gugur bersamaan karena kurangnya poin. Adapun sistem penilaian yang diterapkan berdasarkan poin, bukan sistem knock out.

Salah seorang mahasiswa dari perwakilan Unsyiah, Muhammad Rizki Fazrian Danu, mengaku senang dapat berdebat dengan berbagai delegasi dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia walaupun tidak dapat menyabet juara  untuk Unsyiah.

“Hal ini merupakan pengalaman yang luar biasa, dapat bertemu dengan berbagai delegasi dari universitas-universitas hebat dan bisa berdebat langsung dengan mereka,” ungkap Rizki.

Peserta lainnya, Nadya Shifani, mengatakan bahwa ini pertama kalinya ia mengikuti debat Bahasa Indonesia, namun ia senang timnya dapat memperoleh hasil yang bagus.

“Sebenarnya ini pertama kali saya ikut lomba debat bahasa indonesia. Pertama belajar sangat susah, karena saya biasanya berdebat dengan menggunakan bahasa inggris. Jadi waktu mau debat harus di-translate lagi. Saya mengaku senang, hal ini pertama kali untuk saya dan membuahkan hasil yang bagus,” tuturnya.[]

Editor: Maisyarah Rita