Riska Iwantoni | DETaK
Darussalam – Penerapan kebijakan TOEFL dengan skor 475 sebagai salah satu syarat lulus sarjana dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) masih belum sepenuhya berjalan seperti yang dibayangkan oleh mahasiswa. Hal ini diperjelas oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Hizir Sofyan terkait syarat lulus tersebut.
“Memang, panduan akademik tahun 2010 lalu TOEFL ditetapkan 475, tapi dalam pelaksanaannya hingga saat ini kita masih menggunakan 450,” katanya, kepada detakusk.com Senin, 2 Maret 2015 di ruang kerjanya.
Meskipun beberapa fakultas yang ada di Unsyiah telah menerapkan skor dengan nilai TOEFL 475, namun secara umum melihat kondisi dari beberapa fakultas di Unsyiah masih memperbolehkan dengan nilai 450. Kebijakan ini dinilai sesuai dengan kondisi mahasiswa saat ini.
Ditanyai mengenai fasilitas untuk TOEFL itu sendiri, Hizir mengakui masih banyak kekurangan, dengan demikian ia mengharapkan pihak fakultas atau Prodi nantinya bisa menjembatani setiap mahasiswa untuk belajar bahasa inggris dan dapat dikoordinasikan dengan baik.
Dikatakan, Unsyiah saat ini telah melakukan pelatihan khusus tentang TOEFL bagi mahasiswa, meskipun masih terbatas untuk mahasiswa Bidikmisi yang telah berjalan sejak tahun 2014 lalu dengan mengadopsi sistem UP3AI atau kakak asuh.
“Secara kuantitas sudah berjalan, dan untuk kualitas kita akan upayakan semester per semester ke depan,” tutur Hizir.
Ke depan Unsyiah akan mengadakan pelatihan-pelatihan yang dimulai dari semester awal, rencana tersebut adalah matakuliah khusus yang membahas peningkatan bahasa inggris mahasiswa, dijadwalkan baru akan bersajalan bulan September 2015 mendatang.
Menyikapi mahasiswa tingkat akhir yang gagal sidang karena terkendala pada TOEFL, kebijakan baru yang dibuat untuk memfasilitasi mahasiswa saat ini adalah memberlakukan kelas intensif. Dimana mahasiswa diharapkan bisa mengikuti kelas sampai selesai, selanjutnya akan ditentukan oleh kebijakan fakultas dengan melampirkan surat tanda keikutsertaannya selama kelas berlangsung.
“Namun hal ini hanya dipersiapkan Unsyiah dalam semester genap tahun ini, tapi nilai 450 cepat atau lambat mahasiswa harus mencapainya, untuk skor 475 untuk saat ini belum kita kita terapkan.” Jelas Hizir Sofyan.
Menurutnya, peningkatan nilai TOEFL yang tinggi akan membantu mahasiswa untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi, TOEFL menjadi salah satu softskill yang harus dimiliki oleh alumni Unsyiah.
Meskipun TOEFL diperuntukkan bagi mahasiswa dengan tujuan agar siap berkompetisi di tingkat nasional dan internasional. Kendati demikian, tidak sedikit yang rela berbuat curang untuk memalsukan sertifikat TOEFL.
“Bilapun ada kecurangan, kita akan lakukan pembinaan, namun kita yakin kecurangan ini pelan-pelan akan hilang, karena Unsyiah ada melakukan pengawasan berlapis dari nilai-nilai yang di peroleh mahasiswa,” ucap Hizir santai.
Ditanyai terkait tidak diterimanya TOEFL Unsyiah di luar, Hizir mengatakan hal tersebut dikarenakan nilai yang tertera tidak sesuai dengan realita di lapangan, kejadian ini biasanya terjadi pada nilai-nilai yang terbilang cukup tinggi. Ia menambahkan, untuk tes TOEFL di luar Unsyiah tidak berlaku untuk syarat ikut sidang wisuda di Unsyiah.
“Tes TOEFL di luar belum bisa kita terima untuk pengajuan sidang, karena saat ini Unsyiah masih mempercayakan lembaga pusat bahasa untuk mengesahkan nilai TOEFL mahasiswa,” ucapnya.
Terlepas dari itu, ia menghimbau mahasiswa tingkat awal untuk meningkatkan pembelajaran bahasa inggris sebagai bekal masa depan. Sedangkan mahasiswa tingkat akhir bisa menghubungi Pembantu Dekan fakultas masing-masing untuk mengetahui sistem kerjasama dengan pusat bahasa yang diterapkan. “Yang terpenting adalah kita sadar kualitas.” Tutup Pembantu Rektor Bidang Akademik tersebut.[]
Editor: Riyanti Herlita
Baca juga: Sengkarut TOEFL Unsyiah, Ini Jawaban Pakar | Ini Alasan TOEFL Unsyiah Tidak Berlaku di Luar Unsyiah | TOEFL Butuh Persiapan Matang | Pelemik TOEFL Unsyiah