Beranda Headline Posko Responsif Mahasiswa Aceh – Mesir

Posko Responsif Mahasiswa Aceh – Mesir

BERBAGI

Kisruh yang terjadi di Timur Tengah, khususnya Mesir, telah membawa keprihatinan publik. Bukan hanya negara-negara Arab, begitu halnya dengan Indonesia. Sebagaimana diketahui, saat ini, ada sekitar 6000 warga Indonesia yang berada di Mesir.

Dari 6000 warga Indonesia itu, juga terdapat warga Aceh. Sedikitnya ada sekita 400 mahasiswa Aceh yang tengah menuntut ilmu disana. Angka ini belum termasuk keluarga mahasiswa dan warga Aceh lainnya yang bekerja disana (diluar mahasiswa).

Melihat kondisi ini, Ikatan Alumni Timur Tengah ( IKAT) Aceh, merasa terpanggil untuk membantu teman-teman dan warga Aceh lainnya yang ada di mesir dengan membentuk posko responsif, yaitu, posko pengaduan mahasiswa di Mesir dan keluarga mahasiswa yang berada di Aceh.

Iklan Souvenir DETaK

Karena, semenjak keributan melanda Mesir, sebagian besar mahasiswa Aceh yang berada disana tidak dapat dihubungi. Kekhawatiran IKAT semakin meningkat dengan banyaknya pemberitaan yang membuat cemas. Seperti semakin menipisnya persediaan bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari juga masalah keuangan, Sebagian besar Bank Utama di Mesir juga tutup sejak keributan melanda negeri itu.

Terkait kebutuhan pokok kami mendapatkan informasi bahwa Mahasiswa Aceh-Mesir sebelumnya sudah membeli stock makanan demi menghindari krisis makanan yang menimpa Mesir sekarang ini, “Karena itu, kami dari IKAT sepakat untuk membentuk posko laporan bagi warga Aceh di Mesir, keluarga mahasiswa yang berada di Aceh, dan warga lainnya yang terkait,” ungkap Tgk. H. Muslim Daud, Lc, selaku ketua IKAT. Melalui juru bicara IKAT Tgk. H. Tamlicha Hasan, dalam komunikasi terakhir, Ketua IKAT memberi arahan kepada mahasiswa Aceh di Mesir agar menahan diri, menghindari tempat-tempat keramaian, menjaga persatuan dengan lebih mementingkan kepentingan bersama dari kepentingan individual.

Sifat dari posko ini adalah sebagai wujud responsif. Yaitu, memberikan data dan informasi terkini yang sangat di butuhkan para wali mahasiswa yang ada di Aceh, sehingga kekhawatiran dan kecemasan keluarga dapat diminimalisir. Selain itu, posko ini juga melakukan koordinasi dengan Pemerintah Aceh (khususnya pihak Komisi Beasiswa Aceh atau KBA).

Dari 390 mahasiswa Aceh yang tengah menuntut ilmu di Mesir, selain mahasiswa S1 juga terdapat 40 mahasiswa S2 yang dibiayai oleh pemerintah Aceh. Diakui, ada sebagian keluarga mahasiswa yang khawatir dengan kondisi mahasiswa yang sedang ujian atau terganggu ujian, perlu diperjelas, berdasarkan informasi yang diperoleh pengurus IKAT, mahasiswa Aceh di Mesir saat ini telah menyelesaikan ujian. “Jadi, walaupun kondisi Mesir sedang ribut, tidak mengganggu ujian mahasiswa kita,” ujar Muslim Daud.

Karena itu, Tgk Muslim daud meminta kepada keluarga mahasiswa agar dapat berkordinasi dengan IKAT. Walau saat ini kondisi mahasiswa dan warga Aceh masih dalam kondisi aman, tentu kita perlu berjaga-jaga terhadap berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi.

IKAT sendiri telah melakukan kontak dengan teman-teman mahasiswa di mesir. Pada tanggal 1 Februari 2011, mahasiswa-mahasiswa Aceh masih menempati apartemennya (Imarah) masing-masing. Dan dari informasi, mereka mulai berjaga-jaga di lokasi dengan bergantian (Ronda).

Selain itu, IKAT juga telah melakukan kordinasi dengan Imam Mesjid Raya Baiturrahman guna melakukan do’a bersama di Mesjid Baiturrahman pada waktu dekat ini.

IKAT memberikan Apresiasi kepada Pemerintah Indonesia khususnya Pemerintah Aceh yang telah memberikan dukungan moril maupun materi kepada mahasiswa Indonesia-Mesir terkait krisis yang melanda Mesir.dalam hal ini IKAT mengahrapkan kepada Pemerintah Aceh agar dapat menfasilitasi untuk penjemputan mahasiswa Aceh-Kairo saat tiba di Jakarta.

Untuk keluarga mahasiswa di Aceh, jika ingin informasi dapat menguhubungi langsung Posko IKAT di Jalan Angsa No 4, Desa Batoh, Banda Aceh. Atau dapat menguhubungi langsung melalui contact person ketua posko responsif IKAT, M Fadhilah Lc di nomor 085277963007.