Beranda Headline Mahasiswa FH Unsyiah Sambangi Negeri Sakura

Mahasiswa FH Unsyiah Sambangi Negeri Sakura

BERBAGI
Istimewa

Putri Nurul Ulfa | DETaK

Banda Aceh – Tujuh mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Unsyiah sedang mengikuti pertukaran pemuda dalam program Peace and Human Security in Asia yang di selenggarakan di OSAKA University Japan. Ketujuh mahasiswa itu merupakan International Class Students in Law Faculty Syiah Kuala University (Mahasiswa kelas internasional fakultas hukum Unsyiah).

Aditya Rivady, salah satu mahasiswa tersebut memberi informasi kepada detakusk.com bahwa program ini bergerak di bidang kemanusiaan. Program ini terbagi dua, yaitu long term (satu semester) dan short term (dari 24 Januari – 4 Februari). Kegiatan yang diberikan adalah materi perkuliahan yang terkhususnya berkaitan dengan peace and human security seperti Refugee, suicide, inequality, indigenous people.

Iklan Souvenir DETaK

Syarat utama dari proram ini adalah mampu berbahasa inggris, karena wawancara juga di lakukan dalam bahasa inggris, memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang masalah internasional serta sehat jasmani.

“Saya sendiri dalam program short term. Proses pendaftarannya ketat karena kami harus buat essai tentang apa yang ingin kami pelajari di Jepang dan apa yang akan kami lakukan setelah kembali,” ujar Aditya.

Mereka juga diajak kuliah lapangan, mengunjungi tempat-tempat perkumpulan buruh, tempat para imigran dan refugee-refugee tinggal.

“Kami juga bertemu dengan NGO disana dan bertanya mengenai sejarah Negara Jepang, lalu ikut symposium tentang gender, juga membahas tentang orang-orang dissabilias dan lainnnya,” terang Aditnya.

Dari Aceh, ketujuh mahasiswa Unsyiah ini menjadi perwakila. Mereka yang tebagi dalam program long term adalah Andi Maulana dan Farah Elsa Nova yang berada di Osaka University. Rayyan Fakhri. Sementara Istiq Farah Lyndi berada di Hirosima. Sedangkan dalam program short term adalah Aditya Rivaldy, Dwi Pragasa Ananda, dan Zoura Anita Khasahab di Osaka University.

“Saya senang sekali bisa mengikuti program ini karena tertarik pada program tentang kemanusiaan. Juga dapat bertukar ilmu dan pengalaman sesama teman – teman lain se-asia tenggara. Rencana saya ke depan adalah memanfaatkan ilmu yang sudah saya dapat di Jepang untuk di diskusikan di kampus,” tutup Aditya.[]

Editor: Riska Iwantoni