Masridho Rambey | DETaK
Banda Aceh – “Jika sebelumnya ada dua yang paling darurat, yaitu korupsi dan terorisme, sekarang ditambah lagi dengan darurat Narkoba,” kata Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), Saidan Nafi, Kamis siang, 27 Maret 2014, di Wisma Meurah Mulia, Lamgugop, Banda Aceh.
Umumnya, para pengguna narkoba adalah para pekerja swasta, karena memiliki aktivas yang lebih. Namun tak jarang barang haram tersebut dikonsumsi oleh mahasiswa dan lebih miris lagi tak jarang aparatur pemerintahan juga ikut- ikutan yakni Polisi, TNI.
Dalam acara Focus Group Discussion tersebut, kepala BNNP Aceh itu juga menjelaskan jika orang-orang yang menggunakan narkoba, pikiran dan akalnya pasti bermasalah, sehingga akan berlanjut pada masalah agama, ekonomi bahkan nyawa taruhannya.
“Setiap tahun, ada dua ratus juta generasi di dunia meninggal karena narkoba. Dan ada lima puluh orang setiap harinya meninggal di Indonesia karena barang haram tersebut,” jelasnya.
Di Aceh sendiri, masih banyak berkeliaran para pengguna dan pengedar narkoba jenis ganja, yang menempatkan Aceh pada urutan kedelapan sebagai provinsi terbanyak kasus penyalahgunaan narkoba.
Basri Ali, salah satu pemateri dalam diskusi itu berharap agar media terus menginformasikan tentang bahaya narkoba. “Media harus lebih memberitahukan bahaya narkoba lebih spesifik dan rinci. Bukan hanya memberitakan tentang adanya sosialisasi kepada masyarakat, tetapi juga bahaya narkoba itu sendiri,” jelasnya. []
Editor : Murti Ali Lingga