Beranda Headline Keamanan Kampus Dinilai Tak Setara Akreditasi

Keamanan Kampus Dinilai Tak Setara Akreditasi

BERBAGI
Ilustrasi (Sumber: Google)

Alfira Oksalina [AM] | DETaK

Darussalam – Aksi tindak kejahatan pencurian motor (curanmor)  dan helm yang marak akhir-akhir ini terjadi di lingkungan kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) makin mengkhawatirkan. Dilaporkan dua helm hilang dalam selang waktu dua hari dan dua motor raib dalam sepekan terakhir.

Ira Shafirna korban yang kehilangan motor di depan lab dasar FMIPA Unsyiah mengungkapkan kekecewaan dan harapannya kepada detakusk.com. Menurutnya perlu adanya kesetaraan antara akreditas dan keamanan di kampus yang menjadi jantung hari rakyat Aceh Ini.

Iklan Souvenir DETaK

“Sedih sekali bahwa si pelaku bisa setega itu, padahal tempat saya memarkirkan motor itu tidak terlalu sepi dan memang tempat biasa parkir motor. Harapan kedepannya saya berharap kepada pihak universitas agar lebih memperhatikan keamanan di lingkungan kampus Unsyiah, apalagi akreditas kita sekarang sudah A” tuturnya .

Ketika ditanyai mengenai tanggapan pihak fakultas maupun universitas terkait peristiwa tersebut, Ira mengaku tidak tahu harus melapor kemana, ia hanya melapor ke pihak berwajib saja.

Nur Azizah yang juga merupakan mahasiswa dari FMIPA yang kehilangan helm menuturkan kekecewaannya.

“Saya sedih sekali begitu menuju motor yang saya parkir di tempat parkir biasa FMIPA di  bawah pohon rindang, saya sangat terkejut bahwa helm saya hilang dan saya cari-cari disekililing sudah tidak ada,” paparnya.

Ia juga berharap agar pihak kampus memperketat pengamanan dan pengawasan terhadap wilayah di sekitar parkiran kendaraan yang menjadi incaran pencuri. Terlebih dengan status akreditasi Unsyiah yang saat ini sudah A.

Setiap tahun ada saja laporan kehilangan di kampus, pihak kampus hanya menghimbau tanpa upaya melakukan antisipasi dan pencegahan seperti pemasangan kamera pengintai CCTV di lingkungan Unsyiah. Jalan terakhir dilakukan rata-rata mahasiswa yang mengalami kehilangan hanya menyebarkan pesan berantai lewat media sosial berharap bantuan teman.[]

Editor : Dinda Triani