Beranda Headline Ini Wacana Unsyiah Setelah Beroperasinya Bus Trans Koetaradja

Ini Wacana Unsyiah Setelah Beroperasinya Bus Trans Koetaradja

BERBAGI
Dok. DETaK

Maisyarah Rita [AM] | DETaK

Darussalam – Hadirnya bus Trans Koetaradja sebagai solusi alternatif baru yang dilakukan Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Provinsi Aceh dalam mengatasi besarnya kasus kecelakaan dan kemacetan di Kota Banda Aceh tampak mulai mengenai sasaran. Sejak diluncurkan awal Mei 2016 lalu, peminat bus Trans Koetaradja kian hari semakin meningkat mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum yang menggunakan bus tersebut sebagai alat transportasi rute koridor I yakni  Keudah-Darussalam.

Selaras dengan tujuan penggunaan bus Trans Koetaradja sebagai solusi alternatif Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk mencetuskan wacana “parkir berbayar” bagi mahasiswa. Informasi tersebut diterangkan oleh Kepala Kantor Pusat Administrasi Unsyiah, Erwin.

Iklan Souvenir DETaK

Dia menyatakan bahwa akan diberlakukan kutip parkir untuk mahasiswa yang membawa kendaraan bermotor ke area kampus setelah segala jenis kecakapan fasilitas transportasi umum untuk kawasan kampus Unsyiah sudah terpenuhi.

“Saya pikir dengan adanya bus Trans koetaradja ini sangat membantu sekali dalam menanggulangi kemacetan. Kita lihat di kampus lahan parkir dibuka dimana-mana tapi tidak juga memadai. Mudah-mudahan dengan hadirnya Trans Koetaradja, mahasiswa semakin sadar untuk tidak membawa motor agar kampus jadi lebih baik,” ujar Erwin saat ditemui di kantornya pada kamis, 12 Mei 2016.

Dalam pemaparannya, Erwin menyatakan bahwasanya akan disediakan bus intra-kampus Unsyiah guna mempermudah akses halte bus Trans Koetaradja dengan fakultas-fakultas yang terbilang jauh. Bus yang beroperasi dalam lingkup kampus ini nantinya akan menghantarkan mahasiswa antar fakultas dengan rute dan rentang waktu yang sudah ditentukan. Selain itu untuk menjalankan misi tersebut kemungkinan besar akan digunakan bus yang terparkir di lahan rektorat, bantuan pertamina.

“Tapi pelaksanaan parkir berbayar tidak secepat itu, untuk menyediakan fasilitas harus diurus segala jenis administrasinya terlebih dahulu. Misalnya seperti bus Pertamina itu, harus kita sediakan dana untuk bahan bakarnyanya, kita sewa sopir, dan lain sebagainya. Kalau fasilitas belum lengkap mana mungkin kita langsung sekak orang, kita larang bawa motor terus dia jalan kaki kan kasian. Nanti kalau fasilitas sudah lengkap baru kita ambil sikap,” terangnya.[]

Editor: Cut Meliana