Riska Iwantoni | DETaK
Darussalam – Diskusi publik yang diadakan Unsyiah terkait wacana penggantian nama Universitas terbesar di Aceh ini, menuai tanggapan dari berbagai pihak yang hadir dalam diskusi yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Rabu pagi, 2 Juni 2014.
Nazammudin, Pembantu Rektor IV (PR IV) Unsyiah yang juga menjadi narasumber pada diskusi publik ini, menyambut baik atas tanggapan dan masukan yang di lontarkan oleh peserta yang hadir dalam diskusi.
“Dengan diskusi seperti ini, kita bisa tahu sejarah dan pemikiran dari banyak pihak tentang nama Universitas Syiah Kuala ini,” katanya kepada detakusk.com usai diskusi berlangsung.
Tambahnya, dari hasil diskusi publik ini, kedepannya Unsyiah akan membahas lebih lanjut mengenai nama Universitas.
“Kedepan senat Universitas akan menggali lebih dalam lagi hasil diskusi hari ini, dan itu tidak harus mengganti nama Unsyiah,” jelasnya.
Menurut Nazammudin, yang perlu dilakukan oleh Unsyiah seperti yang tersirat dalam diskusi adalah strategi yang lebih luas kedepan dalam mensosialisasikan nama Unsyiah. Seperti halnya nama “Syiah Kuala” diambil dari nama ulama besar di Aceh, yang kemudian melatarbelakangi penamaan universitas ini di awal berdirinya.[]
Editor : Indri Maulina
