Tim Riset dan Data | DETaK
Darussalam – Universitas Syiah Kuala (USK) sudah mulai menggunakan sistem presensi berbasis daring (online) sebagai bukti kehadiran mahasiswa sejak awal semester genap, Senin, 4 Februari 2019. Bermula dari uji absensi online di tiga fakultas pada awal februari 2019 lalu, absensi online kini diberlakukan hampir diseluruh fakultas di USK. Absensi online ini dikenal dengan Sistem Informasi Perkuliahan (SIMKULIAH). SIMKULIAH hadir untuk mempermudah mahasiswa dalam melakukan absensi ketika akan mengikuti perkuliahan, terlebih ketika perkuliahan dilakukan secara daring, maka sistem absensi daring ini tentu mempermudah berjalannya perkuliahan.
Pemberlakuan wajib absen SIMKULIAH pun dilakukan dan hingga kini telah jalan 2 tahun. Namun absensi online ini sering menimbulkan di resahan di kalangan mahasiswanya, pasalnya walau telah berjalan 2 tahun SIMKULIAH ini masih memiliki beberapa permasalahan baik itu terkait jaringan yang error dan server yang down kerap ditemukan saat mengakses SIMKULIAH. Terlalu banyaknya mahasiswa yang mengakses pada jam-jam tertentu membuat jaringan menjadi sibuk sehingga akses SIMKULIAH sering terganggu.
IKLAN
loading...
|
Hal inilah yang mendorong tim riset dan data DETaK Unsyiah melakukan survei terhadap persepsi mahasiswa USK terhadap SIMKULIAH sebagai penggunanya. Dari 25.186 mahasiswa D3 dan S1 USK responden yang kami peroleh untuk survei ini sebanyak 163 orang. Dengan mayoritas responden berasal dari angkatan 2020 sebesar 51,2%, 2019 sebesar 29,5%, 2018 sebesar 17,4% dan 2017 sebesar 1,2%. Dengan mayoritas asal responden dari fakultas FISIP, FMIPA, FP, FK dan FE.
Dari survei yang kami lakukan kebanyakan mahasiswa merasa bahwa keefektivitasan penggunaan SIMKULIAH dirasa biasa saja, namun sebagian besar mahasiswa lainnya merasa sangat setuju bahwa SIMKULIAH dirasa efektif untuk menjadi bukti kehadiran mahasiswa. Hal ini dibutikan dengan 26,5% responden memilih biasa saja, 25,3% responden memilih sangat setuju, 24,7% memilih setuju, 14,8% memilih tidak setuju dan 8,6% memilih sangat tidak setuju.
Pada survei ini pula kami menemukan bahawa mahasiswa merasa bahwa kesulitan mengakses SIMKULIAH ialah penyebab jaringan yang sering sibuk dan error. Hal ini dibuktikan dengan 69,3% responden memilih error sebagai permasalahan SIMKULIAH sulit diakses dan 30,6% lainnya memilih kendala lain seperti permasalahn kuota dan lainnya.
Reponden memilih jam 08.00 dan 14.00 sebagai jam-jam yang dirasa sulit mengakses SIMKULIAH. Dengan 65% memilih jam 14.00, 25% memilih jam 08.00 dan 10% memilih jam lainnya.
“Server sering error dan itu terkadang membuat kami susah absen dari SIM kuliah. Yang kami takutkan adalah ketika kami hadir malah SIM kuliah tidak dapat diakses dan juga karna perhitungan kehadiran untuk bisa ujian dihitung dari absen di SIM kuliah dan memungkinkan kami tidak diperbolehkan server untuk ikut ujian” sebut salah seorang responden terkait keresahannya terhadap kesuliat mengakses SIMKULIAH. Responden lainnya juga mengutarakan harapannya terkait SIMKULIAH, “Semoga ada perbaikan-perbaikan lagi agar simkuliah lebih mudah diakses dan tidak menyulitkan mahasiswa.” Seluruh responden yang mengikuti survei ini setuju bahwa SIMKULIAH memerlukan perbaikan agar kedepannya tidak ada lagi kendala yang menyulitkan kegiatan presensi online ini.[]
Editor: Cut Siti Raihan