Indri Maulina | DETaK
Banda Aceh– Geumeutoe merupakan salah satu dari tiga tim yang mewakili Aceh yang lolos 26 besar pada Competition for Disaster Education (YCDE) yang diselenggarakan oleh The Japan Foundation, Jakarta. Enam Tim yang lolos pada tahap kedua berkesempatan berangkat ke Jepang pada akhir Februari hingga awal Maret selama 10-14 hari untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pendidikan kebencanaan yang telah diterapkan di Jepang dengan mengunjungi tempat-tempat yang rawan bencana.
Nurhasanah anggota Geumeutoe, menjelaskan, pada tahap pertama mereka menulis beberapa essay singkat mengenai visi misi grup, aktivitas grup, kegiatan project yang telah dilaksanakan, dan perencanaan-perencanaan project selanjutnya yang akan dilaksanakan dikemudian hari. Dan keseluruhannya itu dibuat dalam bahasa inggris.
Kompetisi YDCE diikuti oleh 319 tim dari seluruh Indonesia. Dan tanggal 17 Desember 2013 adalah batas terakhir pengiriman project proposalnya. “Kita ceritain apa visi dan misi dalam pendidikan kebencanaan dan objek dalam project-nya,” kata Dia, Jum’at (24/1/2014).
Pada seleksi tahap kedua ini, kata Nurhasanah, para peserta yang lolos diharuskan membuat sebuah video mengenai project yang telah dirancang sebelumnya. Video tersebut akan di upload ke youtube dan Pihak The Japan Foundation akan mempublish link video tersebut ke fanpage mereka. Respon dari masyarakat berupa Like dan comment merupakan salah satu item dalam penilaian tahap kedua ini.
“Judul video kami adalah Papa Genk and Disaster Education for Children dan tentunya objek sasaran kami anak-anak.” Adapun dua tim lainnya yang mewakili Aceh dan lolos 26 besar adalah HMTI dan Life for Share.[]
