Beranda Headline Cerita Anak Negeri

Cerita Anak Negeri

BERBAGI
Nurhadi Yusuf/ DETaK

Karya: Lukyana Arsa*

Nurhadi Yusuf/ DETaK
Gambar: Nurhadi Yusuf/ DETaK

Jangan bermain hati

Jika tak sanggup berjanji

Iklan Souvenir DETaK

Jangan beri secercah harapan

Jika yang kau punya hanyalah segudang kepalsuan

 

Dengarkanlah…

Rasakanlah cerita pilu ini…

Cerita tentang negeri terkasih

Negeri yang penuh misteri

Negeri yang penuh ilusi

Bak kerajaan kahyangan yang tak pernah bisa didapati

 

Pak! Bu!

Kami para anak negeri

Yang haus akan seteguk ilmu

Yang lapar akan sesuap pengetahuan

Dan..

Yang mencari sepotong keterampilan

 

Biarkanlah kami tetap bermain dengan awan

Mengibarkan sepercik harapan masa depan

Yang akan membawa kami pada kemenangan

Yang akan membawa kami pada kebahagiaan

 

Rentetan jalan pelik telah kami lewati

Jutaan lapak-lapak pahit pun telah kami lalui

Pahatan syair luka juga telah disematkan

Dan… Ribuan melodi kabut telah dinyanyikan

 

Namun…

Pernahkah mereka membuka matanya?

Pernahkah mereka keluar dari sangkar tanpa menutup telinganya?

Pernahkah mereka mendengar dengan hati semua jeritan-jeritan kami?

 

Setiap harinya kami hanya bisa menangis

Melihat negeri yang tak lagi etis

Dengan pedis, penuh teriris

 

Gemuruh angin enggan berhembus lagi

Pelita pun enggan bersinar

Menyinari hati kami yang kelam, mencekam!

 

Korupsi! Kolusi! Nepotisme!

Itulah makan pagi yang kami santap setiap hari

Tak pernah mereka iba dengan penderitaan kami

Tak pernah mereka kasihan dengan busung lapar, cacingan, dan kurang gizi

Yang terus menggerogoti tanah air ini

 

Negeri ini terus bergoyang!

Goyah, dengan jutaan perilaku menyimpang

Enggan menjadikan pancasila sebagai penyokong

Enggan meresapi pengorbanan seorang pejuang

 

Kami hanyalah anak-anak kolong

Yang mengharapkan sebuah mimpi

Walau hanya sebesar biji polong

Maka jadilah bapak dan ibu sebagai malaikat penolong

Jangan hanya omong kosong

 

Ya tuhan….

Dimana pemimpin kami yang arif?

Bersemayam dimanakah raja bijaksana itu

 

Ya tuhan….

Berilah apa yang ingin kami cicipi

Ilmu mahal yang sulit dicari

 

Ya tuhan…

Bukanlah hati nurani pemimpi kami

Yang selama ini terkunci rapi

 

*) Penulis adalah siswa kelas XII SMAN 1 Sabang