Beranda Headline Buruan Cari Kost!

Buruan Cari Kost!

BERBAGI

Bagi calon mahasiswa baru, tempat tinggal (Kost) merupakan permasalahan utama yang harus segera dipikirkan sebelum mengikuti perkuliahan. Banyak pilihan bagi mereka, apakah tinggal di asrama, rumah family ataupun mencari rumah sewaan.

Hingga kini, Darussalam memang masih menjadi pilihan favorit bagi sebagian besar calon mahasiswa baru, khususnya bagi yang memilih kuliah di Unsyiah dan IAIN Ar-Raniry. Selain lokasi yang strategis karena masih berada di areal kampus, harga rumah kost di daerah Darussalam juga relatif lebih murah bila dibandingkan di tempat lainnya, seperti Prada dan Lingke.

Selain masalah harga, beberapa calon mahasiswa yang DETaK temui juga mengaku, selain murah, kelengkapan fasilitas dan kenyamanan tetap menjadi prioritas.
Bagi beberapa calon mahasiswa yang memiliki family, biasanya mereka akan lebih memilih tinggal bersama. Contohnya Rafiza Saputri. Saat ini Ia memilih tinggal bersama kakak sepupunya di daerah Lingke sambil menunggu pengumuman UMB.

Iklan Souvenir DETaK

Calon mahasiswa dari Aceh Barat Daya (Abdya) ini mengaku, dia memang memilih tinggal di kost bersama kakak sepupu daripada tinggal di asrama ataupun tinggal di rumah family. “Tinggal di kost ruang lingkupnya lebih luas dibandingkan asrama. Sehingga, jika datang orang tua dari kampung akan merasa nyaman,” ungkap gadis 17 tahun ini.
Masalah mahal memang sangat relatif yang terpenting adalah kenyamanan dan fasilitas yang mendukung, khususnya air bersih. “Tak perlu yang berfasilitas mewah yang penting nyaman aja,” tambahnya.

Lain halnya dengan Tia Yulianti. Calon mahasiswi asal Sigli ini akan memilih kost daripada asrama, walau terkadang harga kost mahal. Akan tetapi, Tia mengaku akan memilih kost yang ada pengawasannya (Kost keluarga atau kost yang memiliki ibu kost). Alasannya, adanya ibu kost sedikit tidaknya akan menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Di Banda nyoe bisa chit geutanyoe teupengaroh oleh ngon jadi tajaga droe teuh keudroe (Di Banda ini kita bisa terpengaruh oleh teman, jadi masing-masing saling jaga dira sendiri ja),” ujar Tia. Karena itu, kost yang memiliki pengawasan akan sedikit lebih save dibandingkan kost tanpa pengawasan.
Akan tetapi sama halnya dengan Tia, putri juga menginginkan kos yang ada pengawasannya.

Banyaknya calon mahasiswa baru yang mencari kost, terkadang dimanfaatkan oleh para pemilik kost. Tidak sedikit para pemilik kost berlaku curang dengan tidak memberi informasi sepenuhnya, misalnya fasilitas dan kekurangan yang terdapat di kost yang disekawakan. Terkadang, calon mahasiswa merasa tertipu, karena, selain membayar uang kost, ternyata mereka juga harus membayar air dan listrik setiap bulannya, padahal masalah dana tambahan ini sebelumnya tidak pernah diberitahukan saat mendaftar.
Namun tidak semua pemilik kost berlaku demikian. Contohnya adalah Pak Machtum M.T. pemilik kost di kawasan Lingke ini mengaku selalu menginformasikan dana-dana tambahan kepada mahasiswa yang akan nge-kost di rumahnya.

“Untuk uang air dan uang listrik memang sudah saya beritahukan sebelumnya kepada setiap calon, sehingga mereka tidak merasa tertipu dan terkejut. Untuk uang listrik dan air, saya kenakan biaya sebesar 30 ribu rupiah per bulan,” kata Pak Machtum.

Untuk masalah uang kost, Pak Machtum mengatakian harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal bagi mahasiswa. Karena, tarif harga kostnya antara 2,5 hingga 3 juta rupiah pertahunnya. Semuanya di sesuaikan dengan fasilitas beserta ukurannya.

“Saya menyewakan empat kamar dan keempat-empatnya memiliki harga yang berbeda tentu saja di karenakan fasilitasnya yang berbeda pula. Untuk kamar yang berukuran 3×4 di sewakan 3 juta per tahunya, sedangkan untuk yang lebih kecil maka sewanya 2,5 juta per tahunnya ,”ungkap lelaki berusia 67 tahun tersebut.

Lalu bagaimana dengan asrama. Menurut Ari Irwanda, salah seorang mahasiswa PBSI yang berasal dari Grong-Grong, Pidie, tinggal di asrama merupakan pilihan tepat karena tidak harus membayar sebagaimana uang kost. Ari hanya membayar 200 ribu untuk masuk pertama. “DI asrama, saya membayar Rp. 30.000 per bulan dan ditambah Rp. 20.000 jika mamakai Rice cooker. Harga ini relative lebih ringan bagi saya dibandingkan membayar kost,”ujar Ari.

Namun begitu, semua tergantung kepada kita sendiri. Apakah memilih tinggal di asrama, kost ataupun family, yang penting nyaman dan kuliah dapat berjalan dengan dengan lancar. Sebagaimana yang dikatakan Ari. “Baik di kos maupun di asrama keduanya merupakan tempat tinggal yang pantas untuk kita huni, terserah kepada pribadi kita akan memilih yang mana,” ungkap Ari.***

DETaK |Mimi Suhaimi