Beranda Headline Benarkah Ada Pungli di Rumah Sakit Prince Nayef Unsyiah?

Benarkah Ada Pungli di Rumah Sakit Prince Nayef Unsyiah?

BERBAGI
Ilustrasi (Masridho Rambey/DETaK)

Muhammad Chalid Isra | DETaK

Banda Aceh – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah bersama dengan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsyiah mempertanyakan kinerja rumah sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz yang diketahui milik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).

Pasalnya pihak BEM Unsyiah, BEM fakultas maupun DPM Unsyiah mendapatkan banyak laporan terkait pelayanan rumah sakit yang kurang memuaskan bahkan ada laporan terkait dengan kutipan ‘tidak sah’ yang dilakukan oknum rumah sakit tersebut. Padahal sepengetahuan mereka setiap mahasiswa telah membayar Rp 20.000 per mahasiswa tiap satu tahun sebagai asuransi (Takaful) dan pelayanan kesehatan mahasiswa sebesar Rp 10.000 tiap tahun berdasarkan surat keputusan rektor yang disahkan pada 10 Juni 2015.

Iklan Souvenir DETaK

“Terkait dengan pengutipan tidak sah tersebut, laporannya masuk bukan cuma ke BEM Unsyiah saja, tapi juga ke BEM fakultas dan  DPM  juga ada, berarti ini berarti kan ada oknum yang bermain,” ucap Syakir Daulay, menteri dalam universitas BEM Unsyiah.

Untuk menjernihkan masalah tersebut, BEM, DPM, rektorat beserta pihak rumah sakit bertemu sekaligus bertukar informasi. Tatap muka tersebut dilakukan di gedung rektorat Jumat petang, Jumat, 2 Oktober 2015.

Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala. (Riska Iwantoni/DETaK)
Rumah Sakit Prince Nayef Bin Abdul Aziz Universitas Syiah Kuala. (Riska Iwantoni/DETaK)

Dalam diskusi tersebut pihak rumah sakit membantah telah mengutip uang mahasiswa secara liar. Hal tersebut dikatakan dr. Beni selaku direktur rumah sakit Prince  Nayef Bin Abdul Aziz dalam diskusi terbuka tersebut. Berdasarkan pengakuannya, rumah sakit tersebut melayani mahasiswa secara gratis setiap jam kerja pukul 08.00 sampai 17.00 dengan syarat menunjukan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).

“Jika ada yang mengutip secara liar, langsung lapor ke saya, agar diproses dan diserahkan ke rektor,” ucap Beni menjawab detakusk.com seusai diskusi tersebut digelar.[]

Editor: M. Fajarli Iqbal