Beranda Headline Beberapa Mahasiswa Sulit Lulus TOEFL, UPT Bahasa Buka Kelas Treatment TOEFL

Beberapa Mahasiswa Sulit Lulus TOEFL, UPT Bahasa Buka Kelas Treatment TOEFL

Alur Pelatihan TOEFL. 15/03/19 (Herry | DETaK)

Nada Ariqah | DETaK

Darussalam– Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa membuka kelas treatment Test Of English as a Foreign Language (TOEFL). Treatment TOEFL yaitu kursus tambahan yang diberikan kepada para mahasiswa yang masih belum mencapai nilai minimum untuk lulus TOEFL. Mahasiswa sendiri diwajibkan lulus nilai TOEFL sebagai prasyarat mengajukan sidang proposal, yudisium, maupun wisuda.

“Jadi, biasanya treatment ini dilakukan atas permintaan dari mahasiswa, jika dinilai sudah beberapa kali ikut TOEFL tapi tidak lulus, maka treatment ini menjadi langkah yang mungkin bisa membantu mahasiswa untuk dapat mencapai nilai TOEFL yang sesuai diminta, dan biasanya yang paling sering diminta menjelang wisuda,” jelas Faisal Mustafa selaku koordinator program UPT Bahasa saat dimintai keterangannya pada Jumat, 15 Maret 2019.

Waktu serta tempat pelaksanaan treatment ini bisa dikondisikan sesuai permintaan dari mahasiswa.

“Tempatnya itu bisa dikoordinirkan, di mana mahasiswanya bisa. Biasanya mahasiswa yang mencari dan mengusulkan ruangan yang bisa dipakai. Biasanya ada di RKU atau di perpustakaan. Treatment dilaksanakan beberapa kali dalam seminggu, juga tergantung permintaan dan kondisi,” tuturnya.

Untuk mengikuti treatment ini, tentunya ada beberapa syarat pula yang harus disesuaikan. Faisal juga memaparkan ada biaya yang dikenakan untuk program ini.

“Syarat untuk mengikuti treatment ini adalah mahasiswa Unsyiah baik yang program sarjana maupun magister yang sudah beberapa kali ikut treatment belum lulus. Bisa mendaftar melalui fakultas kemudian dari fakultas kirim nama ke UPT Bahasa. Peserta untuk treatment ini tidak dibatasi, kami menerima seluruh peserta dari berbagai fakultas. Kemudian mahasiswa juga dikenakan biaya 150 ribu untuk treatment ini,” ungkapnya.

Tentunya, Faisal mempunyai harapan yang besar dengan hadirnya treatment ini bukan sekadar meningkatkan nilai TOEFL mahasiswa, tapi juga meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam berbahasa Inggris ke depan.

“Harapan kami sebenarnya adalah setelah dengan adanya treatment ini nilai mahasiswa itu bisa menjadi naik bukan hanya satu atau dua skor, dan kemudian pemahaman mahasiswa juga lebih baik. Seharusnya, kalau bisa tidak usah ada lagi treatment ini, tapi mungkin pemahaman bahasa tiap pribadi mahasiswa berbeda beda, sehingga susah mendapat skor TOEFL yang lulus. Makanya, diharapkan setelah ada treatment ini mahasiswa bisa tahu juga belajar sendiri di rumah. Karena bahasa ini bukan hanya sehari atau dua hari proses belajarnya, tapi butuh waktu lama untuk bisa paham,” tutupnya.[]

Editor: Herry Anugerah